Bisnis.com, JAKARTA – Emiten farmasi PT Phapros Tbk. (PEHA) berharap masih bisa mencapai pertumbuhan kinerja keuangan hingga dua digit hingga akhir tahun 2020.
Direktur Utama Phapros Hadi Kardoko mengatakan perseroan masih menargetkan pertumbuhan pendapatan hingga dua digit bahkan hingga tahun 2021 bercermin dari strategi perusahaan yang dijalankan semasa pandemi.
“Kita menargetkan pertumbuhan double digit didukung oleh strategi yang dikembangkan perusahaan yaitu adaptasi, inovasi, digitalisasi, dan kolaborasi,” ungkapnya dalam sesi kunjungan media virtual bersama Bisnis Indonesia pada Rabu (9/9/2020).
Hadi mengatakan bahwa penjualan segmen multivitamin dengan produk Becefort mencatatkan pertumbuhan yang signifikan pada periode semester pertama tahun ini. Peningkatan ini setidaknya bisa menutupi sebagian penjualan dari segmen obat resep.
“Namun penjualan segmen ethical, setidaknya untuk kuartal ketiga ini sudah perlahan menunjukkan perbaikan meski tidak sebesar periode sebelum (pandemi),” sambungnya.
Untuk diketahui, anak usaha PT Kimia Farma Tbk. (KAEF) itu mencatatkan penurunan penjualan 17,78 persen secara tahunan menjadi Rp453,92 miliar pada semester pertama tahun ini.
Baca Juga
Dari situ, laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk juga tergerus 43,71 persen secara tahunan menjadi Rp26,88 miliar.
Penurunan pendapatan tidak dapat diimbangi dengan upaya efisiensi tercermin dari beban pokok penjualan yang hanya menurun 18,44 persen menjadi Rp208,58 miliar.
Berdasarkan segmentasi, penjualan obat over the counter (OTC), obat generik bermerek dan ethical kompak mengalami penurunan yang mayoritas disebabkan oleh penurunan jumlah kunjungan pasien ke rumah sakit.
Hadi juga menuturkan Phapros akan menggenjot penjualan ekspor yang saat ini masih berkontribusi 10 persen dari total penjualan perseroan dengan terus menjalin hubungan dengan distributor dari negara terkait. Adapun, fokus negara tujuan ekspor perseroan saat ini di antaranya Asia Tenggara dan Afrika.
Dalam beberapa tahun ke depan, perseroan juga akan berfokus pada pengembangan bisnis organik, melalui pengembangan produk obat atau alkes yang merupakan hasil kerjasama tim riset dan pengembangan serta lembaga penelitian dalam hal pengobatan penyakit jantung, diabetes, ortopedi, dan saluran pernapasan.
Produsen Antimo tersebut juga akan mengembangkan OMAI (obat modern asli Indonesia) dimana perseroan sudah memiliki 2 fitofarmaka.
Perseroan juga berkomitmen untuk mengamankan persediaan bahan baku obat yang diakui mayoritas masih diimpor dengan memberlakukan kontrak jangka panjang dengan supplier dalam beberapa kali pengiriman.
Di sisi lain, Phapros juga mengurangi risiko fluktuasi nilai tukar rupiah dengan memberlakukan lindung nilai atau natural hedging.