Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hadapi Semester II, Ini Strategi PGN (PGAS) Biar Kinerja Ngegas

Perusahaan Gas Negara melakukan sejumlah strategi untuk meningkatkan kinerja pada semester II/2020.
Petugas mengawasi pipa gas PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGN). Istimewa/PGN
Petugas mengawasi pipa gas PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGN). Istimewa/PGN

Bisnis.com, JAKARTA - PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGAS) berstrategi tetap mengembangkan pembangunan infrastruktur dengan mengambil kebijakan optimasi efisiensi yang tidak terkait langsung dengan pendapatan dan kehandalan jaringan pipa pada semester II/2020.

Direktur Keuangan PGN Arie Nobelta Kaban mengatakan hal itu sebagai respon terhadap dampak covid-19 dan menjaga kinerja perseroan. Selain itu PGAS juga melakukan optimasi arus kas melalui prioritisasi anggaran investasi.

Dia mengharapkan dengan segala langkah tersebut PGN tetap mampu memberikan kinerja positif ditengah perlambatan ekonomi nasional dan global.

“Untuk semester II, manajemen berupaya maksimal untuk meningkatkan pendapatan perseroan dan tetap disertai dengan efisiensi dari sisi biaya sehingga di semester II diharapkan kinerja keuangan menjadi lebih baik,”Jelasnya melalui siaran pers, Sabtu (5/9/2020).

Adapun PGAS mencatat laba konsolidasi yang diatribusikan ke entitas induk pada semester I/2020 menjadi sebesar US$6,7 juta terkena imbas tripledown effect. Laba bersih anjlok dari sebelumnya US$54 juta pada semester I/2019.

“Diantaranya dampak Pandemi Covid-19, turunnya harga migas dunia dan melemahnya kurs Rupiah terhadap USD. Kondisi tersebut berpengaruh kepada usaha PGN terutama sektor hulu yang tergantung pada pasar terutama harga minyak dan gas serta harga LNG,” jelasnya.

Sementara itu dari sisi pendapatan PGN mencapai sebesar US$1.469,17 juta atau sekitar Rp21,49 triliun pada semester I/2020 (kurs tengah rata-rata Semester I/2020 sebesar Rp14.624/USD).

Pendapatan tersebut sebagian besar berasal dari kinerja operasional penjualan gas sehingga PGN Konsolidasi mencatat laba operasi sebesar US$ 193,09 juta dan EBITDA sebesar US$390,17 juta.

Arie menyebutkan rendahnya harga minyak dan gas menyebabkan penurunan pendapatan sektor hulu sedangkan biaya pengoperasian tidak serta merta mengikutinya.

Menurutnya harga minyak gas dan bumi tidak sebaik proyeksi yang dilakukan pada akhir 2019, berpengaruh pada pendapatan dari upstream dan recoverability aset-aset di hulu yang dikelola PT Saka Energi Energi Indonesia (SEI).

Arie menjelaskan secara keseluruhan untuk posisi keuangan PGN konsolidasi saat ini dalam kondisi cukup baik dengan posisi Kas dan Setara Kas per 30 Juni 2020 sebesar US$1,24 miliar. Posisi ini lebih baik jika dibandingkan dengan posisi per 31 Desember 2019 yaitu sebesar US$1,04 miliar.

Demikian juga kemampuan PGN dalam memenuhi kewajibannya, masih baik dengan Current Ratio per 30 Juni 2020 sebesar 230 persen lebih tinggi jika dibandingkan dengan Current Ratio per 31 Desember 2019 sebesar US$197 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper