Bisnis.com,JAKARTA— Emiten tekstil afiliasi Sri Prakash Lohia, PT Indo-Rama Synthetics Tbk., buka-bukaan soal dampak pandemi Covid-19 terhadap kinerja keuangan perseroan.
Lewat keterbukaan informasi di laman Bursa Efek Indonesia Kamis (3/9/2020), Manajemen Indo-Rama Synthetics mengungkapkan pandemi berdampak buruk kepada rantai pasokan global. Akibatnya, terjadi penurunan tajam dalam permintaan pada kuartal II/2020.
“[Penurunan tajam dalam permintaan mengakibatkan volume produksi dan marjin operasi yang lebih rendah untuk grup,” tulis Manajemen Indo-Rama Synthetics dikutip, Kamis (3/9/2020).
Kendati demikian, emiten berkode saham INDR itu mengklaim memiliki hubungan yang kuat dengan basis pelanggan global yang terdiversifikasi.
Posisi keuangan dan rekam jejak yang kuat telah memungkinkan grup untuk meningkatkan tingkat operasi pabrik secara signifikan mulai Juli 2020 dan seterusnya serta memasarkan produk meski pasar global sedang tertekan.
Manajemen INDR menyebut saat ini sulit untuk memproyeksikan angka keuangan pada masa yang penuh ketidakpastian. Perusahaan saat ini fokus kepada peningkatan operasi pabrik-pabrik mulai Juli 2020 yang sekarang hampir kembali ke tingkat pra-pandemi.
“[Peningkatan tingkat operasi pabrik mulai Juli 2020] akan membantu grup untuk meningkatkan margin operasi selama semester II/2020,” jelas perseroan.
Indo-Rama Synthetics merupakan perusahaan afiliasi Sri Prakash Lohia. Dia berada di urutan ketiga dari daftar 15 orang Indonesia yang masuk jajaran orang terkaya 2020 versi Forbes.
Lohia merupakan pendiri Indorama Corporation. Forbes mencatat kekayaan yang dimilikinya mencapai US$4,3 miliar.
Adapun, Indorama Holdings B.V. memegang kepemilikan saham 34,03 persen di Indo-Rama Synthetics (INDR) per 31 Februari 2020.