Bisnis.com, JAKARTA - PT AKR Corporindo Tbk. dan PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk. optimistis bisa memenuhi target kinerja 2020 kendati iklim usaha terhuyung akibat pandemi virus corona (Covid-19).
Presiden Direktur AKR Corporindo Haryanto Adikoesomo mengatakan sepanjang enam bulan pertama tahun ini pencapaian perseroan sudah baik sehingga dia cukup optimistis dapat mempertahankan kinerja AKRA hingga akhir tahun.
“First half achievement kita cukup baik jadi kita percaya sampai akhir tahun masih bisa mencapai target,” ungkapnya dalam sesi paparan publik via layanan daring, Kamis (27/8/2020).
Sepanjang semester I/2020, pendapatan emiten bersandi saham AKR itu tumbuh 2,0 persen menjadi Rp10 triliun. Adapun laba bersih naik 10 persen menjadi Rp431,5 miliar.
Haryanto menambahkan, penjualan bahan bakar minyak (BBM) yang pulih secara bertahap juga menopang sikap optimistis perseroan. Hariyanto menyebut per Agustus ini, volume penjualan BBM ritel perseroan telah berada di level 90 persen dari posisi prapandemi.
Dia juga mengharapkan kontribusi mega proyek Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE) di Gresik, Jawa Timur, dapat meningkat di semester II/2020, baik dari pendapatan sewa maupun penjualan lahan.
Baca Juga
Menurutnya, dalam setahun ini terlihat adanya peningkatan minat pada kawasan industri JIIPE, baik dari investor maupun perusahaan Indonesia yang ingin melakukan ekspansi.
Setali tiga uang, Sido Muncul juga percaya diri bisa mencapai target pertumbuhan laba bersih dua digit untuk kinerja akhir tahun 2020.
Direktur Keuangan Sido Muncul Leonard mengatakan untuk mencapai hal tersebut perseroan akan fokus meningkatkan saluran distribusi melalui modern trade dan online store.
“Kita melihat ada switching customer behavior untuk membeli produk yang sifatnya online,” ujarnya dalam acara Pubex Live 2020, Kamis (27/8/2020).
Pandemi Covid-19 dianggap tidak terlalu berdampak pada kinerja keuangan. Ia menyatakan penjualan produk herbal memang menurun disebabkan penerapan lockdown di beberapa negara ekspor yang menyebabkan pendapatan dari luar negeri tergerus.
Di sisi lain perseroan menyatakan segmen makanan dan minuman, perseroan mencetak kenaikan sebesar 16 persen yang terutama disebabkan oleh pertumbuhan minuman yang mengandung jahe dan vitamin C.
Sebagai gambaran, produsen Tolak Angin tersebut membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp413,79 miliar. Realisasi tersebut bertumbuh 10,6 persen dari capaian periode yang sama tahun lalu.