Bisnis.com, JAKARTA — PT Kalbe Farma Tbk. menjajaki berbagai opsi yang terbaik dalam pengembangan bisnis perseroan ke depan.
Berdasarkan laporan Bloomberg awal pekan ini, Kalbe Farma dikabarkan akan membawa anak usaha PT Sanghiang Perkasa untuk melakukan penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO). Perseroan disebut mengincar dana segar US$500 juta atau Rp7,3 triliun dari aksi korporasi unit bisnis makanan dan minuman kesehatan.
Emiten berkode saham KLBF itu dilaporkan tengah mencari penasih untuk membantu rencana IPO. Penggalangan dana itu dihaapkan dapat terlaksana secepatnya tahun ini di Bursa Efek Indonesia.
Direktur Keuangan Kalbe Farma Bernadus Karmin Winata menjelaskan bahwa perseroan selalu memikirkan dan menjajaki bagaimana dapat melakukan ekspansi agar bisnis perseroan dapat lebih baik dari saat ini. Menurutnya, opsi pengembangan itu tidak spesifik atau terbatas terkait penawaran umum perdana saham.
“Proses yang tersedia kami jajaki. Kami menjajaki joint venture, merger dan akuisisi, atau strategic partnership,” jelasnya dalam paparan publik daring, Kamis (27/8/2020).
Selain opsi-opsi tersebut, lanjut dia, KLBF juga menjajaki skema fasilitas pendanaan dari perbankan. Keputusan akan ditentukan berdasarkan hasil penjajakan yang positif serta prospek yang baik bagi perusahaan.
Baca Juga
“Ini tidak berlaku untuk satu divisi saja tetapi perlu memikirkan semua divisi,” paparnya.
KLBF mempertahankan anggaran belanja modal senilai Rp1,0 triliun pada 2020. Alokasi itu akan digunakan untuk perluasan kapasitas produksi dan distribusi.
KLBF melaporkan kenaikan penjualan semester I/2020 didukung oleh divisi distribusi dan logistik. Lini itu mencatat peningkatan penjualan 10,1 persen yoy menjadi Rp3,75 triliun dan berkontribusi 32,4 persen terhadap total penjualan bersih perseroan Januari 2020—Juni 2020.
Sementara itu, divisi produk kesehatan tumbuh 6,6 persen secara tahunan menjadi Rp2,07 triliun per 30 Juni 2020 dengan kontribusi sebesar 17,9 persen terhadap total penjualan bersih. Selanjutnya, penjualan bersih divisi nutrisi tumbuh 2,2 persen menjadi Rp3,21 triliun pada semester I/2020 dan menyumbang 27,7 persen dari keseluruhan penjualan bersih.
Adapun, divisi obat resep perseroan yang membukukan penurunan penjualan 4,2 persen secara yoy menjadi Rp2,56 triliun serta menyumbang 22,1 persen dari total penjualan bersih pada semester I/2020.