Bisnis.com, JAKARTA - PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Co Tbk. mencetak kenaikan harga saham 19,09 persen di akhir sesi pertama perdagangan hari ini, Senin (24/8/2020). Saham Ultrajaya bertengger di posisi 1.965, tertinggi sejak melantai di Bursa Efek Indonesia pada 1990.
Berdasarkan data Bloomberg, saham berkode ULTJ dibuka di posisi 1.650 atau sama dengan penutupan perdagangan terakhir pada rabu (19/8/2020). Saham ULTJ bergerak di rentang 1.650 s.d 2.020 hingga sesi pertama berakhir.
Total saham yang diperdagangkan mencapai 5,58 juta lembar dengan nilai transaksi Rp10,29 miliar. Adapun kapitalisasi pasar saham ULTJ mencapai Rp22,7 triliun.
Dalam sebulan terakhir, saham ULTJ sudah naik 21,30 persen. Adapun sejak awal tahun, saham ULTJ sudah naik 16,96 persen. Kinerja tersebut tentu positif karena indeks harga saham gabungan (IHSG) hingga saat ini belum kembali ke level di awal tahun alias mencetak return negatif. Harga saham meningkat karena terjadi transaksi jumbo senilai Rp2 triliun.
Pergerakan saham Ultrajaya sejak IPO hingga sesi pertama Senin (24/8/2020)./Bloomberg
Belakangan diketahui, transaksi penjualan dilakukan oleh PT Indolife Pensiontama sedangkan yang membeli saham ULTJ adalah Sabana Prawirawidjaja yang tak lain adalah Direktur Utama ULTJ.
Dengan pembelian ini, saham atas nama Sabana Prawirawidjaja di KSEI melompat dari 791.675.200 lembar saham atau 6.85 persen menjadi 2.091.675.200 lembar saham atau 18,10 persen.
Per 31 Juli 2020, Sabana sudah memiliki saham ULTJ sebanyak kepemilikan 32,12 persen. Maka, total saham Sabana di ULTJ menjadi 43,28 persen setelah membeli saham yang dilepas Indolife.
Untuk diketahui, Majalah Forbes menempatkan Sabana sebagai salah satu orang terkaya di Indonesia. Kekayaan Sabana pada 2019 ditaksir Forbes sebesar US$915 juta. Meningkat dari tahun sebelumnya US$640 juta.
Di sisi lain kinerja ULTJ terbilang cukup moncer di tengah pandemi Covid-19. Per Juni 2020, Ultrajaya mencatatkan penjualan Rp3,02 triliun, naik 1,5 persen secara tahunan. Laba bersih Ultrajaya juga meningkat 9,12 persen secara tahunan menjadi Rp554,95 miliar.