Bisnis.com, JAKARTA - Dampak pandemi Covid-19 terhadap kinerja emiten BUMN dan anak usahanya pada semester I/2020 sorotan harian Bisnis Indonesia edisi Senin (10/8/2020).
Berikut beberapa rincian isu-isu terkini seputar pasar modal dan kinerja emiten di Indonesia:
BUMN Kencangkan Ikat Pinggang. Pandemi Covid-19 yang tak pandang bulu turut menggerus kinerja mayoritas emiten BUMN dan anak
usahanya pada semester I/2020. Kondisi itu menjadi momentum tepat untuk mendorong restrukturisasi dan efisiensi struktur biaya korporasi pelat merah agar dapat berkelit dari situasi yang sulit.
Inovasi Digital Jaga Kinerja Bank Mandiri. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. berhasil mempertahankan kinerjanya tetap baik di tengah pelemahan ekonomi akibat dampak pandemi Covid-19 dengan melakukan inovasi teknologi informasi.
Laba BRIsyariah Melonjak 229,6%. PT Bank BRIsyariah Tbk. mencatatkan kinerja yang impresif di kuartal II/2020 dengan membukukan pertumbuhan laba sebesar 229,6% year on year (yoy) menjadi Rp117,2 miliar, dan peningkatan aset sebanyak 34,75% (yoy) menjadi Rp49,5 triliun.
Produk Alternatif Investasi Jadi Opsi Kala Pandemi. Produk alternatif investasi seperti RDPT, DIRE, dan DINFRA berpeluang jadi pilihan investor di masa pandemi. Nilai dana kelolaannya terus meningkat, bahkan saat produk investasi lain seperti reksa dana mengalami penurunan.
Baca Juga
IHSG Masih Konsolidasi. Sentimen ketidakpastian global masih akan menjadi perhatian pasar saham pada perdagangan pekan ini. Indeks diproyeksi bergerak variatif.
Wawancara Direktur Bisnis Bank Lampung. Penambahan modal inti menjadi Rp1 triliun pada 2020 dan Rp2 triliun pada 2021 menjadi pekerjaan
rumah yang harus diselesaikan oleh PT Bank Pembangunan Daerah Lampung. Berikut wawancara Bisnis Indonesia dengan Direktur Bisnis Bank Lampung Nurdin.
SRIL Bidik Order Institusi Pelat Merah. Emiten tekstil dan garmen, PT Sri Rejeki Isman Tbk. (SRIL) atau Sritex membidik pesanan dari
institusi pemerintah sebagai potensi pertumbuhan penjualan domestik pada semester II/2020.
Efeknya Terasa Pascapandemi. Ketentuan Bank Indonesia yang menurunkan uang muka kredit kendaraan bermotor menjadi 0% dinilai
tidak akan efektif mendorong pertumbuhan pembiayaan sektor tersebut yang terpuruk sejak berlakunya PSBB.
Dua BPD Sudah Terima Dana. PT Bank BPD DIY dan PT Bank BPD Bali mengaku telah menerima penempatan uang negara senilai Rp 1 triliun untuk disalurkan dalam bentuk kredit dalam rangka pemulihan ekonomi nasional.