Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Asia dibuka pada zona merah pada awal perdagangan Senin (17/8/2020) sejalan dengan kekhawatiran investor atas hubungan perdagangan AS-China yang memburuk dan ketidakpastian tentang waktu paket stimulus Amerika.
Berdasarkan data Bloomberg, indeks Topix Jepang terkoreksi 0,2 persen sedang indeks S&P/ASX 200 Australia juga melemah 0,3 persen sementara bursa Korea Selatan ditutup karena libur panjang hari kemerdekaan selama 3 hari.
Indeks futures S&P 500 menguat 0,3 persen di awal perdagangan tepat pada pukul 09.05 waktu Tokyo, stelah peninjauan yang direncanakan atas kesepakatan perdagangan AS-China ditunda.
Sementara itu, harga minyak mentah WTI menguat 0,6 persen menjadi US$42,25 per barrel, dan indeks dolar terkoreksi 0,1 persen.
Harga emas kembali turun 0,5 persen ke level US$1.935,6 per ounce sejalan dengan penurunan minggu lalu. Sementara, pergerakan harga nilai tukar dolar Selandia Baru sedikit berubah karena pemilihan umum ditunda selama empat minggu hingga Oktober.
Salah seorang sumber menyebutkan, Amerika Serikat dan China menunda pembicaraan yang direncanakan berlangsung selama akhir pekan ini yang bertujuan untuk meninjau kemajuan atas perjanjian fase dagang pertama dalam enam bulan terakhir.
Gesekan terus berlanjut antara dua kekuatan negara adidaya tersebut di tengah kampanye pemilihan ulang Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Trump pada hari Jumat (14/8/2020) lalu juga secara resmi memerintahkan founder dari aplikasi video musik populer TikTok asal China untuk menjual semua asetnya di Amerika Serikat, dengan alasan keamanan nasional.
Pemulihan hampir 50 persen untuk pasar saham global sejak posisi terendah Maret juga telah membuat indeks MSCI mendekati level tertinggi sepanjang masa karena investor bertaruh bank sentral dan pemerintah akan mempertahankan stimulus untuk ekonomi yang sedang sakit akibat virus.
Kebijakan yang akan dirilis pada hari Rabu (19/8/2020) mendatang oleh Federal Reserve atau The Fed kemudian akan memberikan petunjuk apakah pejabat berencana untuk memperkenalkan aturan baru pada bulan September.
"Ekonomi akan terus dibuka hingga kita memasuki momentum akhir tahun ini," kata Brett Ewing, Chief Market Strategist di First Franklin Financial Services, melalui Bloomberg TV.
Menurutnya, jika investor yakin akan hal itu, dia menyarankan pelaku pasar untuk dapat mulai mengendapkan dananya ke pasar saham. Namun, jika investor menunggu hingga vaksin keluar, kemungkinan besar pelaku pasar akan kehilangan peluang besar yang terjadi saat ini.