Bisnis.com, JAKARTA — Entitas Grup Sinar Mas, PT Smartfren Telecom Tbk. terus menggenjot ekspansi mereka tahun ini. Perseroan berencana menghabiskan seluruh anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) yang mencapai US$250 juta.
Direktur Smartfren Telecom Antony Susilo menuturkan untuk tahun ini pihaknya menganggarkan belanja modal hingga US$250 juta atau sekitar Rp3,72 triliun dan hingga akhir semester I/2020 telah diserap sekitar US$170—180 juta atau Rp2,53—2,68 triliun.
“Jadi masih ada sekitar US$70—80 juta lagi di semester dua,” jelasnya dalam sesi paparan publik kinerja Smartfren Telecom, Jumat (14/8/2020).
Dia mengatakan sejauh ini tidak ada perubahan dalam total anggaran capex perseroan terkait situasi pandemi yang melanda sejak paruh pertama. Mayoritas capex dialokasikan untuk biaya penambahan base transceiver station (BTS).
Adapun, per akhir semester I/2020 perseroan berhasil menggenapkan jumlah BTS mereka mencapai sekitar 35.6000 unit, dari posisi 31.1000 unit per akhir Desember 2019, sedangkan secara tahunan jumlah tersebut meningkat 64 persen.
“Kita sesuaikan dengan kebutuhan karena saat pandemi banyak yang WFH jadi ada perubahan, tapi dari sisi jumlah masih sama,” ujarnya.
Baca Juga
Dalam kesempatan yang sama, Presiden Direktur Smartfren Merza Fachys mengatakan untuk paruh kedua tahun ini mereka akan lebih fokus ekspansi di daerah yang mengalami perubahan pola traffic data sepanjang pandemi.
Dia menyebut akibat adanya perubahan pola konsumsi dan persebaran pengguna selama masa pandemi, membuat sejumlah titik mengalami overload sehingga memerlukan penambahan bandwith.
“Smartfren lagi menanjak traffic-nya bukan main, apalagi banyak pelanggan baru akibat pandemi. Kita harap kecepatan ekspansi bisa mengimbangi kecepatan kenaikan traffic,” ujarnya.