Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tak Ikut Penguatan Bursa Asia, Bursa Eropa Merunduk Sore Ini

Bursa saham Eropa tertekan oleh saham di emiten sektor tambang dan perbankan di awal perdagangan.
Logo WSE terletak di panel kaca di dekat layar elektronik yang menunjukkan kurva indeks dan data keuangan di Bursa Efek Warsawa di Warsawa./ Bartek Sadowski - Bloomberg
Logo WSE terletak di panel kaca di dekat layar elektronik yang menunjukkan kurva indeks dan data keuangan di Bursa Efek Warsawa di Warsawa./ Bartek Sadowski - Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA — Bursa saham Eropa membuka hari perdagangan Kamis (13/8/2020) di zona merah. Reli penguatan harga saham global tampak mulai terhenti karena pembicaraan mengenai stimulus fiskal di Amerika Serikat menemui titik buntu.

Berdasarkan data Bloomberg pukul 15.08 WIB, indeks Stoxx Europe 600 turun 0,27 persen tertekan oleh pelemahan harga saham emiten tambang dan perbankan. 

Saham emiten asuransi Aegon NV juga tumbang setelah realisasi laba tidak sesuai perkiraan dan perseroan memutuskan untuk tidak memberikan proyeksi target keuangan hingga akhir tahun karena ketidakpastian pandemi.

Pelemahan indeks saham di Eropa diikuti pelemahan indeks berjangka S&P 500 sebesar 0,2 persen.

Portfolio Manager di Washington Crossing Kevin Caron menyampaikan bahwa kekuatan pasar saham secara global dalam beberapa pekan terakhir hanyalah memanfaatkan sejumlah momentum.  

Adapun, momentum tersebut sebagian besar berasal dari upaya penanganan pandemi. Oleh karena itu, perundingan mengenai stimulus fiskal yang tak menemui titik tengah di AS langsung berdampak negatif terhadap pergerakan harga sama di suatu kawasan.

“Kita lihat pasar memasang posisi untuk menghadapi kenyamanan stimulus fiskal yang akan menopang perekonomian pada masa-masa sulit,” ujar Caron seperti dikutip Bloomberg, Kamis (13/8/2020).

Dalam beberapa pekan ini, pasar saham di seluruh dunia hampir menghapuskan kerugiannya dipicu oleh harapan stimulus yang akan digelontorkan pemerintah.

Bahkan, Gubernur Bank Sentral AS (Federal Reserve) di Dalas Robert Kaplan mendorong para pembuat kebijakan untuk berusaha lebih keras lagi menyusun kebijakan perlindungan masyarakat seiring dengan tingkat pengangguran kian tinggi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper