Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

​Walau Anjlok, IHSG Lebih Baik dari Bursa Singapura dan Filipina

Pada periode tahun berjalan di kawasan Asia Tenggara, performa IHSG berada di posisi ke-4 dengan pelemahan sebesar 18,34 persen. Posisi itu unggul dibandingkan bursa Singapura dan Filipina yang masing-masing anjlok 21,05 persen dan 25,20 persen.
Pengunjung melintas di depan papan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (24/6/2020). Bisnis/Abdurachman
Pengunjung melintas di depan papan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (24/6/2020). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah sebesar 0,11 persen selama sepekan terakhir tertekan oleh sentimen resesi dan penurunan kinerja emiten. Selain itu, perkembangan hubungan AS--China yang memasuki babak baru tak banyak membantu.

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG melemah 0,66 persen ke level 5.143 pada akhir perdagangan Jumat (7/8/2020). Selama sepekan, indeks turun 0,11 persen sedangkan dalam tiga bulan terakhir terjadi penguatan 12,62 persen.

Tercatat selama hari perdagangan investor asing membukukan jual bersih atau net sell senilai Rp1,33 triliun. Adapun sejak awal tahun, net sell investor asing tercatat Rp22,79 triliun.

Pada periode tahun berjalan di kawasan Asia Tenggara, performa IHSG berada di posisi ke-4 dengan pelemahan sebesar 18,34 persen. Posisi itu unggul dibandingkan bursa Singapura dan Filipina yang masing-masing anjlok 21,05 persen dan 25,20 persen.

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Wimboh Santoso menyampaikan bahwa tenaga investor domestik khususnya investor ritel berhasil menahan pelemahan indeks akibat ditinggal investor asing pada tahun ini.

“Kini penguatan di pasar modal lebih didorong oleh investor domestik, khususnya ritel. Non Residen membukukan jual bersih di pasar saham dan pasar SBN,” kata Wimboh baru-baru ini.

Dia menilai sentimen di pasar modal belakangan ini mulai positif baik di Indonesia maupun di dunia. Hal itu tercermin oleh pergerakan IHSG yang stabil berada di atas 5.000 selama beberapa pekan terakhir. Namun demikian, pada awal pekan ini indeks kembali terkoreksi karena investor khawatir dengan dampak resesi yang terjadi di beberapa negara maju khususnya di Eropa.

“[Indeks] tertekan kembali karena ada informasi terjadi resesi di beberapa negara. [Tapi], dapat kami sampaikan bahwa sentimen positif di pasar modal sudah mulai terjadi,” jelas Wimboh.

Dari sisi hubungan dagang AS-China, baru-baru ini Presiden AS Donald Trump menandatangani perintah eksekutif yang melarang masyarakat AS melakukan bisnis dengan WeChat, TikTok, dan aplikasi lainnya yang dimiliki China mulai 45 hari dari sekarang.

Hal itu menjadi sentimen negatif di Bursa Asia pada akhir pekan ini. Indeks Shanghai Composite melemah 0,88 persen dan indeks Hang Seng turun 1,96 persen. Pelemahan didorong oleh penurunan harga saham operator WeChat yaitu Tencent Holdings Ltd. hingga lebih dari 10 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Rivki Maulana

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper