Bisnis.com, JAKARTA — Emiten tekstil dan garmen PT Trisula International Tbk. berencana menggenjot penjualan ke luar negeri untuk menjaga kinerja di tengah pandemi. Saat ini, negara tujuan utama ekspor dari emiten bersandi saham TRIS tersebut adalah Australia dan Amerika Serikat.
Direktur Utama Trisula International Santoso Widjojo menyampaikan perseroan akan memperluas pangsa pasar di luar negeri untuk produk Alat Pelindung Diri (APD) berupa baju hazmat dan masker nonmedis.
“Diharapkan adanya perluasan ekspor ini dapat menambah kontribusi ekspor TRIS, di mana sampai semester I/2020 penjualan ekspor perseroan memiliki kontribusi sebesar 51 persen atau Rp324,2 miliar,” kata Santoso melalui keterangan resmi, Selasa (3/8/2020).
Adapun perluasan pasar ekspor tersebut akan dilakukan melalui anak usaha yaitu PT Trisco Tailored Apparel Manufacturing dan PT Trimas Sarana Garment Industry. Selain ke negara tujuan ekspor utama seperti AS, Australia, dan Inggris, TRIS juga akan membidik pengiriman ke Singapura.
Santoso menambahkan saat ini perseroan sudah mulai mengekspor masker nonmedis yang bukan non-woven. Sementara pengiriman produk APD berupa baju hazmat masih menunggu izin dari pemerintah.
Sebelumnya, TRIS juga telah memproduksi APD berupa pakaian seragam pelindung anti api yang diekspor ke New South Wales, Australia. Santoso bilang kemampuan perusahaan membuatkan pesanan terkustomisasi menjadi kekuatan untuk memanfaatkan peluang yang ada.
Baca Juga
Tak hanya ekspansi secara internasional, TRIS di dalam negeri melalui PT Trisula Textile Industries Tbk. (BELL) juga memperluas pangsa pasar untuk penjualan pakaian seragam dan aksesoris terkustomisasi.
Saat ini, BELL juga tengah mengembangkan produksi Kain Sehat yang akan diproduksi sebagai pakaian pelindung diri. Selain itu, perseroan juga telah memasarkan jaket lipat sebagai pakaian pelindung diri di era new normal menggunakan merek JOBB.
“Memang pandemi Covid-19 ini menjadi tantangan bagi kami sehingga kami perlu menyiapkan berbagai strategi. Diharapkan ke depannya melalui sinergi dengan anak usaha kami dapat meningkatkan kinerja TRIS,” tutur Santoso.
Berdasarkan laporan keuangan per 30 Juni 2020, TRIS membukukan penurunan penjualan bersih sebesar 11,56 persen yoy menjadi Rp631,50 miliar dari periode yang sama tahun lalu Rp714,03 miliar. Sementara itu, laba neto tahun berjalan juga berkurang 14,36 persen yoy menjadi Rp10,51 miliar dari Rp12,27 miliar.