Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Omzet Trisula International (TRIS) Diprediksi Anjlok 24,5 Persen

Pendapatan diestimasi turun karena terdampak pandemi virus corona (Covid-19). Trisula International sudah menyiapkan strategi untuk meredam dampak lanjutan agar kinerja tetap terjaga.
Direktur Utama PT Trisula International Tbk (TRIS) Santoso Widjojo (kiri) memberikan penjelasan usai RUPST di Jakarta, Senin (29/4/2019)./Bisnis-Nurul Hidayat
Direktur Utama PT Trisula International Tbk (TRIS) Santoso Widjojo (kiri) memberikan penjelasan usai RUPST di Jakarta, Senin (29/4/2019)./Bisnis-Nurul Hidayat

Bisnis.com, jAKARTA – Pandemi virus corona diperkirakan akan berdampak negatif pada perolehan penjualan dan laba bersih emiten tekstil dan garmen, PT Trisula International Tbk. (TRIS) pada tahun 2020. 

Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Utama TRIS Santoso Widjojo dalam public expose perusahaan pada Senin (15/6/2020 di Jakarta. Menurut Santoso, pandemi virus corona cukup berdampak pada kinerja keuangan perusahaan selama kuartal I/2020. Ia mengatakan, output perseroan mengalami penurunan dan sejumlah rencana yang tengah dirancang terpaksa kembali dipertimbangkan agar tidak memukul kondisi keuangan lebih jauh.

“Dengan kondisi saat ini, kami masih terus memantau perkembangan dan merancang strategi sesuai dengan situasi yang ada,” ujarnya.

Pihak perseroan pun memperkirakan penurunan  penjualan berada di kisaran 24,5 persen. Berdasarkan laporan keuangan tahunan 2019, TRIS berhasil mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp1,478 triliun. Dengan demikian, Santoso memperkirakan total penjualan yang didapat TRIS pada 2020 akan berada di kisaran Rp1.120 triliun.

Hal serupa juga akan berdampak pada laba bersih konsolidasi perusahaan. Induk perusahaan PT Trisula Textile Industries Tbk tersebut diperkirakan akan kehilangan laba bersih sekitar 26 persen dari Rp23,237 miliar pada 2019 menjadi sekitar Rp17 miliar.

Guna menjaga kinerja keuangan perusahaan, Santoso mengatakan akan tetap berusaha menjaga keseimbangan pangsa pasar yang telah tercapai pada 2019. Saat ini, 51 persen penjualan TRIS berasal dari pangsa pasar domestik sementara  49 persen lainnya bersumber dari pasar ekspor.

Salah satu upaya yang ditempuh adalah melakukan ekspor masker non-medis ke sejumlah negara. Saat ini, masker buatan TRIS telah diekspor dalam jumlah kecil ke Amerika Serikat. Perusahaan tengah mencari klien yang tepat di negara-negara lain seperti Singapura, Australia, dan Malaysia.

“Penjualan produk-produk kami yang lain ke negara seperti AS dan Australia juga menunjukkan tren peningkatan dalam beberapa pekan terakhir. Kami akan terus berupaya menjaga kestabilan pangsa pasar ini dengan menambah sejumlah produk-produk baru,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper