Bisnis.com,JAKARTA — Harga saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) terus merangkak naik dari posisi terendahnya pada Maret 2020. Harga saham berkode BBCA mendekati level awal tahun di posisi 34.000
Saham BBCA Bank Central Asia (BCA) parkir di zona hijau setelah menguat 1,31 persen ke level Rp31.050 pada akhir perdagangan Selasa (4/8/2020). Emiten perbankan Grup Djarum itu tercatat telah naik 40,18 persen dari level terendahnya untuk periode berjalan 2020 yakni Rp22.150 pada 23 Maret 2020.
Dalam risetnya yang dipublikasikan melalui Bloomberg, Analis PT Panin Sekuritas Tbk. Nico Laurens menjelaskan bahwa BBCA membukukan laba bersih Rp5,7 triliun pada kuartal II/2020. Nilai itu setara dengan laba bersih senilai Rp12,24 triliun pada semester I/2020.
Nico mencatat laba bersih BBCA menurun baik secara kuartalan maupun secara year on year (yoy) pada semester I/2020. Kondisi itu disebabkan oleh meningkatkan beban provisi ke Rp4,4 triliun pada kuartal II/2020 setelah meningkatnya cost of credit ke 2,5 persen.
“Meskipun laba tercatat melemah, namun rilis laba masih tercatat inline dengan estimasi kami,” jelasnya melalui riset yang dikutip, Selasa (4/8/2020).
Panin Sekuritas masih menjadikan BBCA sebagai top picks di sektor perbankan meskipun memiliki valuasi premium. Hal itu seiring dengan pertumbuhan current account saving account (CASA) yang positif, kualitas aset dan manajemen risiko yang lebih kuat dibandingkan dengan industri, serta likuiditas yang lebih kuat dengan funding cost rendah.
Baca Juga
“Kami masih merekomendasikan buy dengan target harga Rp33.000,” ujarnya.
Berdasarkan konsensus Bloomberg, 22 dari 35 analis yang mengulas saham BBCA masih merekomendasikan beli saham perseroan. Sisanya, 10 merekomendasikan hold dan 3 merekomendasi jual.
Target harga saham BBCA menurut konsensus berada di level Rp32.053 dalam 12 bulan. Artinya, masih ada potensi return atau imbal hasil 3,2 persen dari posisi harga terakhir Selasa (4/8/2020).