Bisnis.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kompak dibuka melemah pada perdagangan awal Agustus 2020.
Pada perdagangan Senin (3/8/3030) pukul 09.00 WIB, nilai tukar rupiah di pasar spot dibuka melemah 5 poin atau 0,03 persen ke level Rp14.605 per dolar AS.
Sementara itu, indeks dolar AS terpantau menguat 0,204 pon atau 0,22 persen ke level 93,553 pada pukul 08.48 WIB.
Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan bahwa kondisi pasar nilai tukar rupiah masih akan dibayangi oleh dua sentimen yang akan saling tarik-menarik.
“Terdapat potensi pemulihan ekonomi yang memberikan sentimen positif ke aset berisiko, tetapi ada juga peningkatan kekhawatiran pasar terhadap penularan covid-19 yang masih berlangsung dan menekan pergerakan aset berisiko,” ujar Ariston kepada Bisnis, Minggu (2/8/2020).
Dia menjelaskan bahwa pada akhir pekan lalu fokus pasar tampak lebih tertuju pada sentimen yang menonjol adalah kekhawatiran pasar terhadap penularan virus covid-19 dan penyebaran gelombang kedua di beberapa negara.
Baca Juga
Berdasarkan data Worldometers, total kasus positif Covid-19 di seluruh dunia sudah mencapai 18 juta jiwa, dengan total penambahan kasus baru hingga 255.699 jiwa per Sabtu 1/8/2020.
Dengan demikian, secara umum, sentimen negatif itu bisa menjadi fokus utama pasar lagi sehingga pintu pelemahan bagi rupiah kembali terbuka sangat lebar.
Sementara itu, pada pukul 09.09 WIB, IHSG turun 1,21 persen atau 62,21 poin menjadi 5.087,42. Terpantau 113 saham menguat, 198 saham melemah, 130 saham stagnan.
Pagi ini, net sell investor asing sudah mencapai Rp276,49 miliar. Sejumlah saham jumbo menjadi sasaran jual asing, sehingga menekan IHSG.
Saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) mengalami net sell paling besar, yakni Rp90,8 miliar. Saham BBCA pun turun 2 persen menuju Rp30.575.
Selanjutnya, saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) mengalami aksi jual bersih oleh investor asing sebesar Rp54,9 miliar. Saham BBRI merosot 2,53 persen menjadi Rp3.080.
Sercara berturut-turut, saham yang dilego asing paling besar ialah TLKM (Rp53,3 miliar), ASII (Rp18,8 miliar), UNTR (Rp9,9 miliar), UNVR (Rp9,5 miliar), dan BMRI (Rp8,8 miliar). Seluruh saham tersebut melemah masing-masing 1,64 persen, 1,94 persen, 2,11 persen, 0,6 persen, dan 2,16 persen.