Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bursa Asia Dibuka Variatif, Indeks Kospi Menguat 0,5 Persen

Berdasarkan laporan dari Bloomberg pada Jumat (31/7/2020), indeks Kospi Korea Selatan dibuka menguat 0,5 persen pada pembukaan perdagangan hari ini. Sementara itu, indeks S&P/ASX 200 Australia terkoreksi 0,2 persen.
Bursa Asia/ Bloomberg.
Bursa Asia/ Bloomberg.

Bisnis.com, JAKARTA - Bursa Asia dibuka bervariasi ditengah sentimen kekhawatiran investor terhadap laju pemulihan ekonomi dari pandemi virus corona.

Berdasarkan laporan dari Bloomberg pada Jumat (31/7/2020), indeks Kospi Korea Selatan dibuka menguat 0,5 persen pada pembukaan perdagangan hari ini. Sementara itu, indeks S&P/ASX 200 Australia terkoreksi 0,2 persen.

Penurunan juga terjadi pada bursa Jepang dengan kontraksi pada indeks Topix sebesar 0,5 persen. Di sisi lain, indeks berjangka S&P 500 dan Nasdaq 100 bergerak positif masing-masing sebesar 0,6 persen dan 1 persen yang ditopang oleh katalis positif dari laporan pendapatan dari Apple Inc.

Perdagangan hari ini dipengaruhi oleh rilis data pertumbuhan ekonomi AS yang terkontraksi pada kuartal II/2020. Sementara itu, Presiden AS Donald Trump mempertimbangkan untuk menunda pemilihan umum Presiden yang akan berlangsung pada 3 November mendatang.

Ditengah musim laporan keuangan, investor tengah mencermati dampak negatif dari pandemi virus corona terhadap kelanjutan pemulihan ekonomi. Lonjakan kasus positif yang terjadi di sejumlah wilayah membuat laju perbaikan ekonomi kemungkinan akan melambat.

Gubernur bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell mengatakan, kenaikan jumlah kasus tersebut mulai menunjukkan dampaknya pada pemulihan ekonomi. Ia juga menuturkan prospek ekonomi dunia dalam beberapa waktu ke depan akan penuh dengan ketidakpastian.

"Dengan lonjakan kasus positif yang terjadi pada beberapa wilayah, bila dilihat dari laporan pendapatan perusahaan, hasil yang dicapai terbilang masih baik. etapi, saat ini ekspektasi pasar memang sangat rendah," jelas Randy Frederick, Vice President of Trading and Derivatives di Schwab Center for Financial Research.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper