Bisnis.com, JAKARTA – Emiten ritel PT Hero Supermarket Tbk. (HERO) membalikkan posisi untung menjadi rugi akibat dari penurunan pendapatan bersih pada semester pertama tahun 2020.
Berdasarkan laporan publikasi laporan keuangan per 30 Juni 2020, HERO mencatatkan rugi periode berjalan Rp202,08 miliar, berbanding terbalik dari posisi untung Rp7,9 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Adapun, HERO mencatatkan penurunan pendapatan bersih 25,73 persen secara tahunan menjadi Rp4,95 triliun pada paruh pertama tahun 2020.
Berdasarkan segmen usahanya, lini usaha ritel yang menjual makanan masih menjadi penopang bisnis perseroan yakni sebesar 71,75 persen, diikuti penjualan non makanan sebesar 28,24 dari total pendapatan.
Meskipun begitu, baik penjualan makanan dan non makanan mengalami penurunan pendapatan dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Presiden Direktur Hero Supermarket Patrik Lindvall menyatakan lini bisnis ritel kesehatan dan kecantikan Guardian membukukan pertumbuhan penjualan dan laba underlying yang solid pada kuartal pertama.
Baca Juga
“Namun, kinerja di kuartal kedua secara signifikan terdampak oleh pembatasan terkait pandemi di Indonesia serta dampak yang diakibatkan oleh perubahan pola belanja pelanggan,” tuturnya dikutip dari siaran pers, Rabu (29/7/2020).
Penjualan eceran di bisnis groseri Hero Supermarket juga dipengaruhi oleh efek tahunan dari rencana optimasi toko yang diterapkan sejak tahun sebelumnya.
“Namun, dampak paling signifikan terjadi pada kinerja keuangan underlying yang berasal dari perubahan pola belanja pelanggan yang kini hanya berfokus pada belanja kebutuhan pokok disebabkan oleh pendapatan lebih rendah serta kenaikan harga barang di semester pertama,” sambungnya.
Selain itu, pembatasan sosial yang ketat dan larangan perjalanan domestik, diyakini menyebabkan pelanggan semakin beralih untuk berbelanja di tempat yang lebih dekat dan nyaman. Hal ini sangat memengaruhi kinerja lini bisnis ritel supermarket milik perseroan yakni Hypermarket sebagai destinasi belanja dalam format besar.
Di sisi lain, penjualan di bisnis perabot rumah tangga IKEA didukung oleh pertumbuhan tiga digit pada bisnis e-commerce pada semester pertama. Namun, pembatasan jam buka toko berdampak pada pertumbuhan total penjualan serta profitabilitas.
Program ekspansi toko IKEA juga terus berjalan guna mendukung pertumbuhan di masa depan dan konstruksi terus berjalan di dua toko IKEA yang baru. Namun, dampak pandemi telah memperlambat proses pembangunan dan dapat menunda pembukaan gerai baru hingga 2021.
Secara keseluruhan, kinerja Hero Supermarket selama semester pertama secara signifikan terdampak oleh pandemi COVID-19 yang memengaruhi pola belanja pelanggan dan operasional toko di bisnis Guardian, IKEA, dan Groseri.
Akan tetapi, perseroan tetap berkeyakinan bahwa setiap lini bisnisnya berada di lokasi yang tepat untuk melayani pelanggan dan perusahaan akan melewati masa pandemi dengan baik demi pertumbuhan di masa depan.
“Perseroan tetap berkomitmen untuk memberikan penawaran yang kompetitif di setiap sektor bisnis ritelnya dan terus mengembangkan bisnis jangka panjang di Indonesia,” tutup Patrik.