Bisnis.com, JAKARTA - Emiten tambang dan alat berat, PT United Tractors Tbk., mencatatkan penurunan kinerja sepanjang paruh pertama tahun ini.
Dalam keterangan resminya, emiten berkode saham UNTR itu membukukan pendapatan sebesar Rp33,2 triliun pada semester I/2020. Realisasi itu turun 23 persen dibandingkan dengan capaian periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp43,3 triliun.
Sejalan dengan itu, laba bersih emiten Grup Astra itu pun turun 28 persen menajdi sebesar Rp4,1 triliun pada enam bulan pertama tahun ini dari realisasi semester I/2019 sebesar Rp5,7 triliun.
“Pandemi COVID-19 dan penurunan harga batu bara berdampak pada pasar domestik dan berimbas pada semua segmen usaha perseroan,” tulis Manajemen United Tractors dalam keterangan resminya, Rabu (29/7/2020).
Dari setiap segmen usaha perseroan, kontraktor penambangan menjadi kontributor terbesar terhadap total pendapatan UNTR, yaitu sebesar 46 persen.
Segmen usaha Kontraktor Penambangan yang dioperasikan oleh PT Pamapersada Nusantara (PAMA), membukukan pendapatan bersih sebesar Rp15,1 triliun atau turun 22 persen dari Rp19,3 triliun pada periode yang sama 2019.
Baca Juga
Sementara itu, mesin konstruksi berkontribusi sebesar 22 persen, pertambangan batubara sebesar 18 persen, pertambangan emas sebesar 12 persen, dan indsutri konstruksi sebesar 2 persen.
Segmen usaha Mesin Konstruksi mencatat penurunan pendapatan sebesar 40 persen menjadi sebesar Rp7,3 triliun dibandingkan dengan Rp12,1 triliun pada periode yang sama tahun 2019.
Untuk pertambangan batu bara melalui anak usaha PT Tuah Turangga Agung (TTA) juga membukukan penurunan pendapatan 11 peren menjadi sebesar Rp6,1 triliun dikarenakan penurunan rata- rata harga jual batu bara.
Kemudian, segmen usaha Industri Konstruksi yang dijalankan oleh PT Acset Indonusa Tbk (ACSET) membukukan pendapatan bersih sebesar Rp746 miliar, turun dari sebelumnya sebesar Rp1,5 triliun pada periode yang sama tahun 2019.
ACSET juga membukukan rugi bersih sebesar Rp252 miliar turun dibandingkan dengan rugi bersih pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp404 miliar.
Kendati demikian, untuk segmen usaha pertambangan emas melalui PT Agincourt Resources membukukan pendapatan bersih Rp4,0 triliun, meningkat 11 persen dari Rp3,6 triliun pada periode yang sama tahun 2019.
Rata-rata harga jual terealisasi untuk emas sebesar US$1.498 per ons, dibandingkan dengan US$1.315 per ons pada periode yang sama tahun lalu.