Bisnis.com, JAKARTA – Emiten rokok PT Wismilak Inti Makmur Tbk. (WIIM) mengumumkan akan membagikan dividen tunai sebesar Rp3,5 per lembar atau setara Rp7,35 miliar kepada pemegang sahamnya pada tahun ini.
Dalam paparan publik virtual yang berlangsung pada Senin (27/7/2020), Direktur Lucas Firman Djajanto mengungkap rasio pembayaran dividen berbeda dari porsi pembagian dividen perseroan pada tahun sebelumnya yakni Rp5,25 miliar atau 10,28 persen dari laba bersih tahun 2018.
“Diputuskan, dividen yang dibagikan Rp3,5 per lembar atau sekitar Rp7 miliar, yang pasti jumlahnya berbeda dengan tahun sebelumnya dari total laba Rp27,27 miliar atau sekitar 26,95 persen,” ujar Lucas.
Berdasarkan laporan keuangan per kuartal I/2020, emiten berkode saham WIIM tersebut berhasil membukukan laba bersih perusahaan sebesar Rp14,3 miliar, meningkat 170,88 persen lebih tinggi dari periode yang sama tahun sebelumnya. Di sisi lain, Wismilak juga melonjak 19,8 persen secara tahunan Rp374,9 miliar.
“Kinerja Wismilak di kuartal I tahun 2020 cukup menggembirakan. Performance ini merupakan hasil dari strategi yang dilakukan secara cermat dan terarah yang berfokus pada 3 hal utama, yakni; optimalisasi kapasitas produksi, peningkatan kualitas produk dan penetrasi pasar,” ungkap Sekretaris Perusahaan Surjanto Yasaputera.
Dalam hal optimalisasi kapasitas produksi, Wismilak telah melakukan relokasi fasilitas produksi sebagai upaya untuk menciptakan keseimbangan volume dan efisiensi produksi Perseroan. Sedangkan untuk strategi penetrasi pasar, Wismilak telah melakukan market test sebagai penetrasi awal, dengan menghadirkan 2 produk unggulan baru pada 2019 di segmen SKT (Sigaret Kretek Tangan) dengan jenama Wismilak Satya dan SKM (Sigaret Kretek Mesin) dengan jenama Diplomat Evo.
Baca Juga
Surjanto mengakui pertumbuhan penjualan tahun ini didorong oleh produk baru tersebut. Menurutnya, kenaikan tarif cukai yang mengharuskan produsen rokok tier satu menaikkan harga jual produknya membuat pangsa pasar Wismilak melebar akibat dari peralihan konsumen loyal rokok tier satu yang berpindah mengonsumsi produk Wismilak yang memiliki rentang harga yang lebih murah.
Wismilak hingga saat ini belum merilis data kinerja semester I/2020, namun perseroan menyatakan terdapat kenaikan volume penjualan yang cukup signifikan dengan total volume penjualan meningkat 34 persen yoy pada kuartal II/2020, lebih tinggi dari volume penjualan yang naik 20 persen yoy pada kuartal I/2020.
Terkait belanja modal, Wismilak menganggarkan biaya sebesar Rp20 miliar hingga Rp30 miliar untuk pemeliharaan mesin mengingat kapasitas produksi yang relatif masih cukup banyak.
“Total kapasitas produksi kita untuk SKM itu ada 4 miliar batang per tahun, masih sangat cukup terutama kalau dilihat aturan cukainya untuk tier dua maksimum 3 miliar batang. Untuk SKT akan bertambah seiring dengan pertambahan tenaga kerja yang kita butuhkan. Jadi sampai saat ini kamu belum berencana menambah kapasitas apapun,” jelas Surjanto.
Terkait simplifikasi tarif cukai, perseroan belum bisa memberikan komentar karena pihaknya belum mengetahui dengan jelas perubahan aturan yang akan berlaku.