Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jadi Perusahaan Energi Terbesar Kedua di Dunia, Reliance Gulingkan Exxon

Reliance Industries Ltd. menggulingkan ExxonMobil Corp. untuk menjadi perusahaan energi terbesar kedua di dunia setelah Saudi Aramco.
Chairman dan Managing Director Reliance Industries Mukesh Ambani./Bloomberg
Chairman dan Managing Director Reliance Industries Mukesh Ambani./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Reliance Industries Ltd. menggulingkan ExxonMobil Corp. untuk menjadi perusahaan energi terbesar kedua di dunia setelah Saudi Aramco.

Saham Reliance, yang mengelola kompleks kilang terbesar, naik 4,3 persen di Mumbai pada perdagangan Jumat (24/7/2020), seperti dilansir dari Bloomberg.

Nilai kapitalisasi perusahaan yang dikomandoi miliarder India Mukesh Ambani ini bertambah US$8 miliar menjadi US$189 miliar, sementara saham Exxon Mobil menghapus sekitar US$1 miliar.

Sepanjang tahun ini, saham Reliance telah melonjak 43 persen dibandingkan dengan penurunan sebesar 39 persen dalam saham Exxon ketika kilang di seluruh dunia berjuang dengan anjloknya permintaan bahan bakar.

Sementara itu, Saudi Aramco tetap menjadi perusahaan energi terbesar di dunia, dengan nilai kapitalisasi pasar sebesar US$1,76 triliun.

Meski bisnis energi menyumbang sekitar 80 persen dari pendapatan Reliance pada tahun fiskal yang berakhir 31 Maret, rencana Ambani untuk memperluas jaringan digital dan ritel perusahaan telah membantunya menarik US$20 miliar ke dalam unit Reliance, Jio Platforms Ltd.

Pada akhirnya, strategi ini membantu menambah pundi-pundi Ambani sebanyak US$22,3 miliar tahun ini sekaligus mendorongnya masuk dan menduduki tempat kelima di Bloomberg Billionaires Index.

Kemampuan Ambani mencetak kesepakatan telah memikat investasi mulai dari Google hingga Facebook ke dalam platform digitalnya dalam beberapa bulan terakhir.

Taipan berusia 63 tahun ini mengidentifikasi teknologi dan ritel sebagai area pertumbuhan di masa depan, suatu perubahan arah dari bisnis energi yang ia warisi dari sang ayah.

Sementara itu, keruntuhan permintaan minyak skala besar global, sekitar 30 juta barel per hari atau sepertiga dari penggunaan reguler, pada bulan April, telah memengaruhi pasar energi.

Penurunan harga minyak dikombinasikan dengan pemangkasan produksi OPEC, jatuhnya margin penyulingan, dan jutaan barel minyak mentah yang tidak terjual telah memukul raksasa minyak termasuk Exxon dan Chevron Corp.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper