Bisnis.com, JAKARTA - Emiten produsen tembakau linting, PT Indonesian Tobacco Tbk. mencatat pertumbuhan pendapatan 27,39 persen pada periode enam bulan atau semester I/2020. Salah satu kontributor penndapatan adala penjualan ekspor.
Direktur Utama Indonesian Tobacco Djonny Saksono mengatakan perseroan berhasil mengumpulkan pendapatan sebanyak Rp100,92 miliar pada periode enam bulan 2020. Sebagian besar pendapatan masih diperoleh dari pasr domesik.Namun, pangsa pasar ekspor lumayan terjaga di tengah pandemi Covid-19.
Menurut Djonny, ada tiga negara yang menjadi tujuan ekspor perseroan, yaitu Jepang, Malaysia, dan Singapura. Sejauh ini, penjualan belum bisa ekspansif karena berbagai hambatam, seperti
Adapun, konsumen di tiga negara tujuan ekspor produsen tembakau dengan jenama Manna itu dibedakan atas segmen yang berbeda-beda pula. larangan perjalanan ke luar negeri membuat perseroan sulit berkoordinasi seperti mencari partner di luar negeri dan mengirimkan sampel barang.
“Kita cukup eksis di sana. Pangsa pasar masih bagus dan stabil di market luar negeri,” tutup Djonny dalam paparan publik, Jumat (24/7/2020).
Menurut Djonny, konsumen produk ITIC di Jepang adalah orang muda mengingat tren melinting rokok yang kian menggema disana.
Di sisi lain, konsumen produk ITIC di Malaysia mayoritas adalah pekerja kasar seperti di areal perkebunan sementara konsumen perseroan di Singapura adalah ekspatriat dari India dan Bangladesh yang bekerja di sektor konstruksi.
Secara umum produsen tembakau dengan jenama Manna itu menyatakan sudah memenuhi target volume penjualan sebesar 1,26 juta kilogram atau setara dengan 44,85 persen dari total keseluruhan target penjualan sebanyak 2,8 juta kilogram.
Memasuki semester kedua tahun 2020, manajemen pun optimis bisa mencatatkan pertumbuhan pendapatan dan laba bersih lebih dari 20 persen untuk kinerja keseluruhan tahun ini.