Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Efek Indonesia (BEI) menargetkan jumlah investor di pasar modal bertambah hingga 2,9 juta.
Komisaris Bursa Efek Indonesia (BEI), Pandu Patria Sjahrir mengatakan jumlah itu hanya 1 persen dari total penduduk Indonesia. Menurutnya jumlah itu masih jauh lebih kecil dibandingkan dengan negara lain.
"Dari jumlah tersebut, hanya 1 persen dari populasi di Indonesia. Negara lain memiliki populasi investor 10 persen dari total jumlah penduduk. Kami fokus menjaring minat anak-anak muda untuk berinvestasi di pasar modal," katanya dalam keterangan resmi di Jakarta, Rabu (22/7).
Pandu menambahkan pasar modal Indonesia memiliki ruang yang dapat berkembang dan peluang yang bagus bagi investor baru dan perusahaan. Pasalnya banyak perusahaan rintisan atau startup yang baru tumbuh dan belum terdaftar sebagai perusahaan tercatat.
Menurutnya pasar modal Amerika Serikat dan China dengan 10 kapitalisasi teratas dimiliki oleh perusahaan teknologi. Sementara itu Indonesia masih didominasi oleh perusahaan perbankan dan telekomunikasi seperti 10 tahun yang lalu.
Pandu mengungkapkan generasi pendahulu tidak melihat bahwa pasar modal sebagai peluang investasi yang berkelanjutan. Kesuksesan pasar modal membuat investor merasa yakin bahwa pasar modal merupakan cara terbaik untuk menaruh investasi jangka panjang.
Baca Juga
"Hal itu menjadi tugas kami untuk meyakinkan startup unicorn yang ada di Indonesia untuk masuk bursa. Dengan bergabungnya perusahaan yang bagus, akan menarik para investor milenial untuk berinvestasi," ujar Pandu.
Selain itu, Pandu optimistis bahwa kasus Jiwasraya tidak akan berpengaruh banyak pada kepercayaan investor.
"Mekanisme sanksi terhadap pihak-pihak yang berbuat tidak fair melalui pasar modal untuk mencari keuntungan dengan cara pintas akan selalu berjalan. Investor tidak perlu khawatir karena pengelolaan investasi di bursa sejatinya juga dilakukan secara independen," tegasnya.