Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Ditutup Menguat 1,26 Persen, Saham BUMN Farmasi Paling Melonjak

Berdasarkan data Bloomberg, harga saham Indofarma dan Kimia Farma langsung tancap gas sejak awal perdagangan Selasa (21/7/2020).
Pabrik PT Indofarma Tbk. Pada 2019, perusahaan farmasi milik negara itu berhasil mencetak laba setelah tiga tahun menderita kerugian./indofarma.id
Pabrik PT Indofarma Tbk. Pada 2019, perusahaan farmasi milik negara itu berhasil mencetak laba setelah tiga tahun menderita kerugian./indofarma.id

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat pada perdagangan Selasa (21/7/2020), dengan dorongan utama dari saham BUMN farmasi.

Hingga penutupan, IHSG naik 1,26 persen atau 63,6 poin menjadi 5.111,71, setelah bergerak di rentang 5.047,08 - 5.135,56.

Terpantau 267 saham menguat, 169 saham koreksi, dan 150 saham stagnan. Nilai transaksi mencapai Rp9,34 triliun.

Dua saham BUMN menjadi pendorong utama IHSG hari ini, yakni PT Indofarma Tbk. dan PT Kimia Farma Tbk.

Berdasarkan data Bloomberg, harga saham Indofarma dan Kimia Farma langsung tancap gas sejak awal perdagangan Selasa (21/7/2020). Indofarma dibuka menguat 15 poin serta Kimia Farma menguat 25 poin.

Sampai dengan akhir sesi pertama Selasa (21/7/2020), saham Indofarma menguat 24,90 persen atau 300 poin ke level Rp1.505. Kimia Farma tidak ketinggalan dengan menguat 24,36 persen atau 335 poin ke level Rp1.710.

Hingga penutupan saham INAF tercatat bertengger di level Rp1.505, sedangkan saham KAEF meningkat 24,73 persen atau 340 poin ke posisi Rp1.715.

Induk Holding BUMN Farmasi, PT Bio Farma (Persero), kini tengah bekerja sama dengan Sinovac Biotech Ltd untuk pengembangan vaksin Covid-19. Sebagai tahap awal uji klinis tahap 3, Bio Farma melaporan sebanyak 2.400 vaksin sudah tiba pada 19 Juli 2020.

Head of Equity Trading MNC Sekuritas Medan Frankie Wijoyo Prasetio mengatakan rencana distribusi vaksin Covid-19 oleh INAF dan KAEF mendapat respons dari investor. Hal itu tercermin dari pergerakan harga saham keduanya pada sesi pertama Selasa (21/7/2020).

“Karena ini adalah pandemi global maka dengan menjadi distributor resmi vaksin Covid-19 akan berdampak positif terhadap laba perusahaan,” jelasnya.

Frankie menjelaskan bahwa saham INAF dan KAEF memiliki performa yang cemerlang selama masa pandemi. Kondisi itu seiring dengan permintaan vitamin dan obat-obatan yang meningkat.

“Hanya saja memang secara valuasinya sudah agak mahal meskipun memiliki prospek yang cukup baik,” imbuhnya.

Sementara itu, sentimen perkembangan vaksin virus corona dan kucuran stimulus dari Eropa membawa pasar Asia ditutup di zona hijau.

Dilansir dari Bloomberg pada Selasa (21/7/2020), bursa S&P/ASX 200 Australia melesat 2,58 persen dan bertengger di level 6.156,30. Kenaikan juga dirasakan indeks Hang Seng Hong Kong yang bergerak 1,77 persen di zona hijau dan menutup perdagangan pada 25.501,08.

Sementara itu, bursa Kospi Korea Selatan menyusul penguatan indeks Australia dan Hong Kong dengan naik 1,39 persen di kisaran 2.228,83. Sedangkan, pasar Topix Jepang juga menguat 0,36 di posisi 1.582,74.

Adapun, Shanghai Composite di China turut mengalami penguatan tipis 0,2 persen ke 3.320,89.

Pada perdagangan hari ini, perhatian investor tertuju pada Amerika Serikat yang tengah membahas paket stimulus lanjutan untuk menggantikan kebijakan sebelumnya yang masa berlakunya habis.

Sementara di Eropa, para pemimpin negara di menyepakatipaket stimulus baru senilai US$860 miliar untuk membantu pemulihan ekonomi di kawasan tersebut.

"Para pelaku pasar sangat optimistis akan ada paket stimulus baru dalam waktu dekat. Pergerakan saham yang meruncing belum akan terjadi hingga adanya sentimen positif di bidang kesehatan," jelas Portfolio Manager Gradient Investments Mariann Montagne.

Sementara itu, pengembangan vaksin virus corona yang dilakukan Universitas Oxford dan AstraZeneca Plc menunjukkan hasil yang positif di masa awal pengujian pada manusia. Vaksin yang dikembangkan CanSino Biologics Inc. bersama dengan Pfizer Inc. dan BioNTech SE juga melaporkan perkembangan yang menjanjikan.

Di Amerika Serikat, negara bagian California, Florida dan Arizona melaporkan perlambatan kenaikan jumlah kasus positif virus corona.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper