Bisnis.com, JAKARTA— Indeks harga saham gabungan (IHSG) akan bergerak dipengaruhi sederet isu baik dari dalam maupun luar negeri pada pekan depan.
Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee mengatakan pasar saham masih akan dipengaruhi peningkatan kasus infeksi virus corona di berbagai negara bagian Amerika Serikat (AS). Investor, menurutnya, mencermati potensi semi lockdown dan penundaan pembukaan ekonomi.
“Perkembangan vaksin Covid-19 selalu jadi perhatian pelaku pasar tetapi kami perkirakan paling cepat akhir tahun ini vaksin baru ditemukan,” ujarnya melalui riset harian, Minggu (19/7/2020).
Baca Juga : Ditutup Melemah, IHSG Sepekan Tumbuh 0,96 Persen |
---|
Hans menyebut pembahasan stimulus baru AS akan menjadi perhatian pelaku pasar. Beberapa kebijakan fiskal yang digelontorkan akan berakhir pada 31 Juli 2020.
Selain itu, data ekonomi AS yang variatif pekan lalu akan menjadi perhatian pelaku pasar. Data ekonomi cenderung tidak terlalu baik menyusul peningkatan infeksi virus corona sehingga tak mampu menolong pergerakan IHSG.
Sengketa AS dan China, lanjut dia, tetap menjadi perhatian pelaku pasar. Ketegangan kedua negara akan menjadi sentimen negatif bagi pasar keuangan.
“Pekan ini kami perkirakan IHSG berpeluang konsolidasi melemah dengan support di level 5.069 sampai 4.985 dan resistance di level 5.116 sampai 5.139,” jelasnya.
Di sisi lain, Hans mengungkapkan pelaku pasar juga akan menantikan hasil konferensi tingkat tinggi (KTT) Uni Eropa di Brussels, Belgia. Banyak perbedaan di antara negara Benua Biru tetapi pasar mengharapkan ada terobosan.