Bisnis.com, JAKARTA – Kinerja saham PT MD Pictures Tbk. diperkirakan bakal sideways akibat perpanjangan masa penutupan bioskop.
Analis Sucor Sekuritas Hendriko Gani mengatakan penutupan bioskop lebih dari 3 bulan akan berdampak pada kinerja keuangan perseroan. Hal itu tentu saja berimbas pada keputusan investor.
“Ini akan menjadi sentimen negatif karena berpotensi membukukan penurunan laba atau bahkan merugi karena belum dapat beroperasi, sehingga belum dapat membukukan pendapatan,” katanya kepada Bisnis.
Harga saham emiten bersandi FILM itu sempat menguat 1,72 persen ke posisi Rp177 pada perdagangan Jumat (17/7/2020). Hendriko menilai pada perdagangan Senin (20/7/20), saham FILM akan cenderung terkoreksi.
“Untuk FILM sendiri, secara technical masih sideways dengan cenderung melemah ke area support di kisaran Rp170, sedangkan untuk level resisten Rp180 sampai Rp185,” katanya.
Sementara itu, Direktur Utama MD Pictures Manoj Dhamoo Punjabi tengah menyiapkan strategi anyar untuk menanggulangi penutupan bioskop. Emiten berkode saham FILM itu sedang mendekati aplikasi streaming digital.
“Kami optimistis dengan kinerja meskipun bioskop tutup karena keadaan dan situasi. Kami adalah penyedia konten yang memiliki kesempatan berbeda. Aplikasi digital akan menjadi besar ini ke depan akan cerah sekarang susah dikit saja,” ungkapnya kepada Bisnis.
Manoj tidak menampik bila penutupan bioskop telah memberikan kerugian bagi perseroan. Pada kuartal I/2020, FILM membukukan penjualan Rp29,35 miliar turun 51,33 persen secara tahunan.
Segmen layar lebar menyumbang Rp17,27 miliar atau 58,84 persen total pendapatan. Sementara itu segmen digital hanya Rp257,01 juta. Meski demikian, Manoj menegaskan porsi penjualan digital akan semakin diperbesar.
“Kami mau mengejar pasar digital. Kami ubah strategi. Launching film baru bisa jadi di platform digital dan pasti terjadi,” katanya.
Sebagai informasi, perseroan memiliki 5 film dengan berbagai genre di dalam pipeline.
Selain itu, Manoj menambahkan pada semester II/2020 kinerja perseroan akan pulih. Pasalnya permintaan terhadap film baru sangat tinggi.
“Saat ini semua orang ingin sekali menonton film sayang saja bioskop tutup. Kuartal II memang jelek, tapi kuartal setelahnya pasti akan membaik,” pungkasnya.