Bisnis.com, JAKARTA - Emiten konstruksi PT Total Bangun Persada Tbk (TOTL) telah mengantongi realisasi kontrak baru senilai Rp404 miliar hingga semester I/2020.
Sekretaris Perusahaan Total Bangun Persada, Mahmilan Sugiyo Warsana, menyatakan perolehan tersebut menurun 43 persen dibandingkan dengan peroleh semester I/2019 senilai Rp716 miliar. Perolehan kontrak baru didapatkan dari berbagai sektor, diantaranya gedung perkantoran, hotel, industri dan pusat perbelanjaan.
"Kontribusi terbesar kontrak baru pada tahun ini berasal dari proyek gedung perkantoran," katanya saat dihubungi Bisnis, Kamis (16/7/2020).
Perolehan kontrak baru tersebut masih sedikit dibawah batas minimal target baru perusahaan. Sebelumnya, emiten bersandi saham TOTL itu telah merevisi target kontrak baru yang semula ditetapkan sebesar Rp3 triliun, kini diturunkan ke level Rp500 miliar hingga Rp3 triliun.
Dari sisi pendapatan dan laba bersih, target perseroan diturunkan masing-masing menjadi Rp1 triliun—Rp2,3 triliun dan Rp50 miliar—Rp175 miliar. Pada awal tahun ini, perseroan menargetkan tiap-tiap pendapatan dan laba bersih pada nilai absolut Rp2,3 trliun dan Rp175 miliar.
Selain itu, TOTL juga masih mengikuti tender proyek senilai Rp6,13 triliun. Meski demikian, pihaknya enggan menjelaskan detail proyek yang sedang diincar tersebut.
Baca Juga
Mahmilan menuturkan, fokus perusahaan di paruh kedua tahun 2020 tetap pada sektor premium high rise building. Perusahaan juga akan berhati-hati dalam pengelolaan dana dan arus kas ditengah pandemi virus corona.
Pada kuartal I/2020, TOTL mengalami penurunan laba bersih sebesar 9,38 persen yang disebebkan oleh penurunan pendapatan. Berdasarkan laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Idnonesia (BEI) perseroan membukukan laba bersih senilai Rp60,98 miliar.
Dibandingkan perolehan laba bersih pada periode yang sama tahun lalu terjadi penurunan sebesar 9,38 persen atau senilai Rp6,29 miliar.
Penurunan laba bersih disebabkan oleh penurunan pendapatan perseroan sebesar 11,57 persen menjadi Rp725,74 miliar. Pada periode yang sama tahun lalu, pendapatan perseroan tercatat sebanyak Rp820,65 miliar.
Penurunan pendapatan juga tercatat lebih dalam dibandingkan penurunan beban pokok perseroan. Per 31 Maret 2020, beban pokok perseroan tercatat senilai Rp640,82 miliar, hanya turun 8,37 persen terhadap beban pokok pada kuartal I/2019. Dengan demikian perolehan laba kotor perseroan anjlok 29,98 persen, menjadi Rp84,91 miliar.
Raupan laba bersih perseroan masih dapat terhindarkan dari penurunan lebih dalam berkat penurunan beban umum dan administrasi sebesar 12,43 persen menjadi Rp44,92 miliar. Selain itu, pendapatan lain-lain bersih juga meningkat cukup tajam, yakni 90,65 persen menjadi Rp53,32 miliar.