Bisnis.com, JAKARTA – PT Total Bangun Persada Tbk. berpotensi kehilangan laba bersih hingga 75 persen akibat pandemi covid-19.
Manajemen emiten berkode saham TOTL itu memperkirakan bakal terjadi penurunan pendapatan sekitar 25 persen serta laba bersih di kisaran 51 persen hingga 75 persen pada periode April 2020 dibandingkan April 2019.
Melalui keterbukaan informasi, Total Bangun Persada menyatakan pembatasan operasional selama masa pandemi telah mengganggu pemasukan perseroan.
“Beberapa proyek yang dikerjakan perseroan ditunda atau diperlambat pelaksanaannya atas keinginan pelangganl,” demikian pernyataan manajemen Rabu (15/7/2020).
Selain itu, kegiatan operasional kantor juga cukup terganggu di masa pandemi akibat virus corona, TOTL melakukan PHK terhadap 72 karyawan. Dengan begitu total karyawan menjadi 993 dari posisi 1085 orang.
Manajemen TOTL juga telah memotong gaji karyawan serta tunjangan transportasi. Meski demikian, manajemen mengakui pandemi ini tidak berdampak pada pelunasan kewajiban dan bunga utang.
Baca Juga
Berdasarkan laporan keuangan kuartal I/2020, perseroan tercatat memiliki liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan nilai total Rp1,08 triliun. Dari jumlah itu, liabilitas dengan tenggat jatuh tempo kurang dari 1 tahun mencapai Rp985,18 miliar.
Adapun strategi perseroan saat ini adalah melakukan efisiensi biaya operasional dan menurunkan target laba pada penjualan.
Sebelumnya, Sekretaris Perusahaan TOTL Mahmilan Sugiyo Warsana menyatakan perseroan telah melakukan penyesuaian target kinerja untuk tahun ini. Hal itu dilakukan terhadap target kontrak baru yang semulai ditetapkan sebesar Rp3 triliun, kini diturunkan ke level Rp500 miliar hingga Rp3 triliun.
Dari sisi pendapatan dan laba bersih, target perseroan diturunkan masing-masing menjadi Rp1 triliun—Rp2,3 triliun dan Rp50 miliar—Rp175 miliar. Pada awal tahun ini, perseroan menargetkan tiap-tiap pendapatan dan laba bersih pada nilai absolut Rp2,3 trliun dan Rp175 miliar.