Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sektor Properti Terpukul Pandemi Covid-19, Bagaimana Nasib DIRE?

DIRE diwajibkan menginvestasikan minimum 80 persen dari dana kelolaann ke real estat dengan minimum 50 persen berbentuk investasi langssung. DIRE hanya bisaberinvestasi pada aset real estat sehingga kinerjanya sangat bergantung pada sektor properti.
Padjajaran Suites Hotel & Conference, Bogor Jawa Barat. Hotel ini merupakan aset dasar produk DIRE Ciptadana Properti Perhotelan Padjajaran. Produk DIRE perhotelan pertama di Indonesia itu tercatat di Bursa Efek Indonesia pada 29 Januari 2019./padjadjaransuitesresort.com
Padjajaran Suites Hotel & Conference, Bogor Jawa Barat. Hotel ini merupakan aset dasar produk DIRE Ciptadana Properti Perhotelan Padjajaran. Produk DIRE perhotelan pertama di Indonesia itu tercatat di Bursa Efek Indonesia pada 29 Januari 2019./padjadjaransuitesresort.com

Bisnis.com, JAKARTA - Produk dana investasi real estat atau DIRE terancam bubar bila kinerja sektor yang menjadi aset dasar terseok-seok. Di tengah pandemi virus corona (Covid-19) yang memukul sektor properti, properti perkantoran dinilai menjadi aset yang paling tahan banting.

Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan kebijakan yang ditempuh untuk membendung penyebaran virus corona telah membuat operasional pusat perbelanjaan dan perhotelan terganggu. Kedua properti itu menjadi aset dasar dari produk DIRE.

Menurut Wawan, pembatasan sosial mengurangi jumlah tamu dan trafik yang datang ke pusat perbelanjaan maupun hotel. Ujungnya, tingkat sewa dan okupansi dari properti tersebut mengalami penurunan. Bahkan, dalam beberapa kasus mal maupun hotel nihil pengunjung.

“Otomatis DIRE yang tadinya menarik karena harapannya ada aset yang nilainya tetap dan cenderung naik—pendapatannya kan dari sewa—menjadi tidak menarik,” jelas Wawan kepada Bisnis, Rabu (15/7/2020).

Berdasarkan catatan Bisnis, ada tiga DIRE yang dicatatkan di Bursa Efek Indonesia. Dari ketiga DIRE, hanya DIRE Ciptadana Properti Perhotelan yang berinvestasi pada aset perhotelan. Adapun dua DIRE lainnya yaitu DIRE Ciptadana Properti Ritel Indonesia dan DIRE Simas Plaza Indonesia menempatkan dana kelolaan di aset pusat perbelanjaan, mal, dan perkantoran.

Untuk diketahui, DIRE diwajibkan menginvestasikan minimum 80 persen dari dana kelolaann ke real estat dengan minimum 50 persen berbentuk investasi langssung. DIRE hanya bisaberinvestasi pada aset real estat sehingga kinerjanya sangat bergantung pada sektor properti.

Di sisi lain, Wawan melihat DIRE yang memiliki aset dasar gedung perkantoran masih menarik karena penyewaan di sana lebih bersifat jangka panjang. Dia beralasan properti perkantoran memiliki durasi sewa yang lebih panjang dan tidak dipengaruhi arus kunjungan.

"Ini kan tidak semua DIRE punya masalah yang sama, tergantung asetnya. Bisa tetap menarik [produk] investasi alternatif ini kalau imbal hasilnya di atas deposito, walaupun agak lama pegangnya,” tutur Wawan.

Di lain pihak, Sinarmas Asset Management yang mengelola DIRE terbesar di Indonesia lewat DIRE Simas Plaza Indonesia menyebut aktivitas di properti yang menjadi portofolio produknya juga sempat terganggu pada masa pandemi.

Pasalnya, pusat perbelanjaan dan perkantoran di Jakarta ditutup sementara ketika pemerintah memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

DIRE Simas Plaza Indonesia berinvestasi sebesar 95,3 persen saham PT Plaza Indonesia Realty Tbk. (PLIN) dan 100 persen saham PT Sarana MItra Investama.

PLIN merupakan pemilik dan penguasa Plaza Indonesia Shopping Center, The Plaza Office Tower, dan Hotel Grand Hyatt Jakarta. Sementara PT Sarana Mitra Investama merupakan pemilik saham PT PLaza Lifestyle Prima yang mengelola fX Sudirman.

“Dampak kejadian secara umum berakibat pada penurunan jumlah tamu hotel dan traffic pusat perbelanjaan yang tentunya berdampak terhadap pendapatan aset real estat yang dimiliki DIRE,” kata Direktur Utama Sinarmas AM Alex Setyawan melalui keterbukaan informasi.

Adapun, Sinarmas AM masih membagikan hasil investasi kepada investor pada Mei 2020. Ke depannya, Alex menyampaikan pihaknya bersama pengelola properti masih melakukan efisiensi biaya operasional dalam menghadapi situasi pandemi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Rivki Maulana

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper