Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bursa AS Koreksi Setelah Sentuh Level Tertinggi sejak Pandemi

Pergerakan tiga indeks saham utama di bursa Wall Street Amerika Serikat ditutup bervariasi akhir sesi Senin (14/7/2020). Berdasarkan data Bloomberg, Indeks S&P 500 ditutup turun 0,94 persen atau 29,82 poin ke level 3.155,22.
Pedagang bekerja di lantai bursa New York Stock Exchange./ Michael Nagle - Bloomberg
Pedagang bekerja di lantai bursa New York Stock Exchange./ Michael Nagle - Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA — Bursa saham Amerika Serikat turun setelah S&P 500 sempat menyentuh level tertinggi sejak pandemi Covid-19 membuat pasar amblas di seluruh dunia pada Maret 2020.

Pergerakan tiga indeks saham utama di bursa Wall Street Amerika Serikat ditutup bervariasi akhir sesi Senin (14/7/2020). Berdasarkan data Bloomberg, Indeks S&P 500 ditutup turun 0,94 persen atau 29,82 poin ke level 3.155,22.

Kompak dengan S&P 500, Indeks NASDAQ juga terkoreksi 2,13 poin atau 226,60 poin ke level 10.390,84. Adapun, Indeks Dow Jones Industrial Average naik tipis ke level 0,04 persen atau 10,50 poin ke posisi 26.085,80.

Bloomberg melaporkan indeks utama Amerika Serikat (AS) terkoreksi seiring tanda-tanda virus Covid-19 yang mengancam rencana pembukaan kembali di sejumlah negara bagian. Eskalasi ketegangan AS dan China juga disebut menjadi sentimen negatif.

Manajer Portofolio Pioneer Investment Management John Carey mengatakan investor sangat optimistis. Akan tetapi, masih banyak ketidakpastian yang tersisa.

“Ini sedikit terlalu dini untuk menganggap bisnis kembali normal dalam waktu dekat,” ujarnya dilansir melalui Bloomberg, Selasa (14/7/2020).

Sementara itu, Presiden Sparrow Capital Management Inc. Gerry Sparrow mengatakan ada alasan untuk optimistis meskipun laba bersih diperkirakan turun lebih dari 40 persen. Nilai itu menjadi yang terburuk sejak krisis keuangan.

“Latar belakang positif untuk semua sektor pasar saham. Alasan untuk latar belakang itu adalah bahwa pemulihan telah berlangsung sehingga data pekerjaan, kredit konsumen, dan kekuatan pembangunan rumah mengisyaratkan bahwa ekonomi telah bergeser ke arah yang positif,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper