Bisnis.com, JAKARTA – Emiten alat kesehatan dan farmasi PT Indofarma Tbk. (INAF) percaya diri dapat membukukan kinerja yang positif sepanjang semester I/2020.
Direktur Keuangan Indofarma Herry Triyatno mengatakan kendati perseroan mencatatkan rugi bersih sebesar Rp21,42 miliar pada kuartal I/2020, tetapi penjualan pada kuartal II/2020 dinilai bertumbuh.
“Di semester satu 2020, penjualan alat kesehatan meningkat pesat selama masa pandemi Covid-19. Kami proyeksikan posisi semester satu, INAF sudah membukukan laba,” ungkap Herry kepada Bisnis, Rabu (8/7/2020).
Adapun, pada kuartal II/2019, Indofarma masih mencetak rugi sebesar Rp24,36 miliar lantaran penurunan penjualan 12,04 persen secara tahunan menjadi Rp368,81 miliar.
Di sisi lain, Herry menilai keberhasilan emiten pelat merah tersebut mencetak laba pada 2019 kendati penjualannya menurun Rp233 miliar, atau 14,47 persen dibanding tahun 2018, dikarenakan banyaknya tender dari Kementerian Kesehatan yang terbawa hingga tahun ini.
“Namun demikian dari sisi penjualan reguler yang memberikan margin lebih baik mengalami kenaikan. Sehingga HPP (harga pokok penjualan) turun dari 82,16 persen menjadi 81,53 persen,” imbuhnya.
Baca Juga
Adapun, Indofarma dinilai mampu melakukan efisiensi signifikan dari pos beban pemasaran, sumber daya manusia dan administrasi umum.
Perseroan juga berhasil melakukan restrukturisasi pinjaman yang pada akhirnya menurunkan beban keuangan dari Rp51,24 miliar menjadi Rp40,59 miliar beserta dengan penangguhan pembayaran utang pokok hingga 2030.
Berdasarkan pemberitan sebelumnya, Direktur Utama Indofarma Arief Pramuhanto mengatakan perseroan akan meluncurkan enam produk baru yakni teledoc, inbody test, emergency ventilator, medical grade masker, hand sanitizer dan mesin hemodialysis pada Juli 2020.
Arief mengungkapkan perseroan mengembangkan produk melalui kerjasama operasi dengan beberapa mitra. Perseroan bertugas dalam hal desain sedangkan produksi dikerjakan mitra.
“Setelah itu kami bertanggung jawab di sisi komersial mulai dari marketing, sales dan distribusi. Kecuali hand sanitizer yang dikerjakan di fasilitas existing yang kami miliki,” kata Arief, Minggu (5/7/2020)
Arief menambahkan tahun ini Indofarma menargetkan pertumbuhan pendapatan hingga 27 persen. Menurutnya, sebagian besar pertumbuhan itu bakal ditopang oleh peluncuran produk baru.