Bisnis.com, JAKARTA — Sederet emiten yang tergabung ke dalam Grup Astra membukukan kinerja pertumbuhan labanya dalam tiga bulan pertama 2025. Namun, salah satu lini bisnis di Grup Astra berkinerja jeblok.
Berdasarkan laporan keuangan, PT Astra International Tbk. (ASII) mencatatkan laba sebesar Rp6,93 triliun per kuartal I/2025, menyusut 7,12% secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp7,46 triliun pada kuartal I/2024.
Meski begitu, ASII mencatatkan pertumbuhan pendapatan bersih 2,64% yoy menjadi sebesar Rp83,36 triliun per kuartal I/2025, dari Rp81,2 triliun pada kuartal I/2024.
Presiden Direktur Astra International Djony Bunarto Tjondro mengatakan laba bersih Astra pada kuartal I/2025 lebih rendah, terutama mencerminkan kondisi ekonomi yang masih lemah dan harga batu bara yang mengalami penurunan dari level tertinggi sebelumnya.
"Terkait kinerja, walaupun terdapat penurunan pada bisnis otomotif dan bisnis terkait batu bara, penurunan tersebut sebagian diimbangi oleh kinerja yang solid dari bisnis lainnya," kata Djony dalam keterangan tertulis pada Rabu (30/4/2025).
Sejumlah emiten di Grup Astra sebenarnya mencatatkan kinerja moncer. Emiten komponen otomotif PT Astra Otoparts Tbk. (AUTO) meraup laba bersih yang naik 6,43% yoy menjadi Rp505,57 miliar pada kuartal I/2025, dibandingkan kuartal I/2024 sebesar Rp475,02 miliar.
Baca Juga
Seiring tumbuhnya laba bersih perseroan, pendapatan bersih AUTO juga terpantau naik 6,45% menjadi Rp4,89 triliun sepanjang kuartal I/2025, dibandingkan periode sama 2024 sebesar Rp4,59 triliun.
Entitas Grup Astra di sektor perkebunan, PT Astra Agro Lestari Tbk. (AALI) juga mencatatkan pertumbuhan laba 20,17% yoy menjadi Rp277,03 miliar per kuartal I/2025, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp230,52 miliar.
Raupan laba AALI terdorong oleh pendapatan yang naik 46,33% yoy menjadi Rp7,02 triliun pada kuartal I/2025, dibandingkan Rp4,79 triliun pada kuartal I/2024.
PT Astra Graphia Tbk. (ASGR) juga mencatatkan lonjakan laba 60,68% yoy menjadi Rp47,12 miliar pada kuartal I/2025. Seiring dengan laba, pendapatan ASGR naik 17,97% yoy menjadi Rp721,28 miliar.
PT Acset Indonusa Tbk. (ACST) pun mencatatkan penyusutan kerugian menjadi Rp3,9 miliar pada kuartal I/2025, dibandingkan Rp42,49 miliar pada kuartal I/2024. Pendapatan ACST naik 29,78% yoy menjadi Rp713,61 miliar.
Akan tetapi, terdapat emiten di Grup Astra yang berkinerja jeblok yakni PT United Tractors Tbk. (UNTR). Emiten alat berat dan pertambangan ini membukukan laba bersih senilai Rp3,2 triliun pada kuartal I/2025, melorot 30% yoy. Padahal, pendapatan bersih UNTR sebesar Rp34,3 triliun naik 6% yoy.
Di sisi lain, seiring dengan capaian kinerja keuangannya, deretan emiten di Grup Astra hampir semuanya mencatatkan kinerja saham yang jeblok. Harga saham ASII misalnya masih di zona merah atau turun 2,04% sepanjang tahun berjalan (year to date/ytd) ke level Rp4.800 per lembar.
UNTR pun masih mencatatkan kinerja saham yang jeblok 15,22% sepanjang 2025 berjalan dan terparkir di level Rp22.700.
Harga saham AUTO masih lesu, turun 5,22% ytd ke level Rp2.180 per lembar. Begitu juga dengan AALI yang mencatatkan pelemahan harga saham 4,03% ytd ke level Rp5.950 per lembar.
Selain itu, harga saham ACST juga melemah 3,49% ytd ke level Rp83 per lembar. Hanya saham ASGR yang mencatatkan penguatan 1,16% ytd ke level Rp875 per lembar.
--------------------------
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.