Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan pemeringkat menurunkan peringkat PT Modernland Realty Tbk. (MDLN) menjadi Ca dan D.
Moody's menurunkan peringkat Modernland menjadi Ca dari Caa1 dengan proyeksi negatif karena kemungkinan gagal bayar dan restrukturisasi utang. Peringkat itu berlaku bagi obligasi tanpa jaminan yang diterbitkan oleh JGC Ventures Pte. Ltd. dengan tenor 2021 dan obligasi yang dikeluarkan oleh Modernland Overseas Pte. Ltd. dengan tenor 2024.
"Penurunan peringkat Modernland mencerminkan ekspektasi kami akan yang tinggi kemungkinan gagal bayar dalam waktu dekat, termasuk potensi restrukturisasi hutang, karena penurunan dalam arus kas operasi perusahaan generasi dan likuiditas, "kata Jacintha Poh, Wakil Presiden Moody’s.
Jachinta menambahkan prospek negatif mencerminkan ketidakpastian untuk seluruh obligasi dengan total US$390 juta dengan kemungkinan default. Pasalnya Modernland telah menunda pembayaran pokok obligasi senilai Rp150 miliar yang jatuh 7 Juli 2020.
Moody’s memperkirakan arus kas MDLN akan tetap lemah karena gangguan yang disebabkan oleh covid-19 telah menghambat penjualan hingga menyebabkan gagal bayar.
Jachinta mengatakan peringkat dapat berubah bila Modernland dapat menghimpun pendanaan eksternal untuk membayar kembali obligasi senilai Rp150 miliar dan memenuhi pembayaran bunga sekitar Rp250 miliar setiap 6 bulan.
Baca Juga
Bunga itu berasal dari obligasi senilai US$ 150 juta dengan kupon 10,75 persen dan US$240 juta dengan bunga 6,95 persen.
Sementara itu, Analis PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) Yogie Perdana mengatakan peringkat MDLN telah diturunkan menjadi D dari CCC. Pasalnya perseroan tidak dapat melunasi pokok obligasi.
Sebelumnya, Yogie mengatakan dalam situasi pandemi seperti sekarang perseroan dapat bergantung pada opsi pinjaman dari bank untuk melakukan restrukturisasi atau refinancing. Namun, hal itu hanya mungkin dilakukan bila perseroan memiliki relasi yang kuat dengan sektor perbankan.
“Modernland yang memiliki rekam jejak baik dan relasi yang kuat tentu menurut pandangan kami memiliki fleksibilitas keuangan yang lbh baik dalam mengajukan restrukturisasi, refinancing atau memperoleh fasilitas kredit baru,” katanya.