Bisnis.com, JAKARTA — Moody’s Investors Service kembali menurunkan peringkat kredit PT Pan Brothers Tbk. seiring berlanjutnya ketidakpastian refinancing utang yang akan jatuh tempo.
Moody’s telah menurunkan corporate family rating (CFR) Pan Brothers dari B1 ke B2 pada April 2020. Penurunan saat itu mencerminkan risiko pembiayaan kembali revolving credit facility senilai US$138,5 juta yang akan jatuh tempo pada 2021.
Teranyar, Moody’s kembali menurunkan CFR emiten berkode saham PBRX itu pada Senin (6/7/2020). Lembaga pemeringkat internasional itu menurunkan peringkat kredit perseroan dari B2 menjadi B3 dengan outlook tetap dipertahankan negatif.
Analis Moody’s Stephanie Cheong mengatakan penurunan peringkat ke B3 mencerminkan ketidakpastian yang berlanjut sehubungan dengan refinancing utang jatuh tempo perseroan. PBRX memiliki sejumlah utang dalam nilai besar yang akan jatuh tempo dalam 12 bulan hingga 18 bulan.
Nilai itu termasuk revolving credit facility senilai US$138,5 juta yang jatuh tempo pada 2021 dan surat utang tanpa jaminan senilai US$171 juta yang akan jatuh tempo pada Januari 2022.
Moody’s menyebut PBRX saat ini sedang menegosiasikan kesepakatan refinancing untuk revolving credit facility yang akan jatuh tempo. Namun, kesepakatan belum tercapai, sehingga masih meninggalkan ketidakpastian.
Baca Juga
“Bahkan, dengan asumsi perusahaan membiayai kembali fasilitas kredit bergulir, risiko pembiayaan kembali akan tetap tinggi mengingat jatuh tempo obligasi pada Januari 2022,” ujarnya melalui siaran pers, Senin (6/7/2020).
Moody’s menilai likuiditas PBRX terbilang tipis dengan saldo tunai US$39 juta. Bahkan, lembaga pemeringkat itu memperkirakan perseroan akan memiliki arus kas bebas negatif pada 2020-2021.
Dengan demikian, Moody’s memperkirakan PBRX akan bergantung kepada pendanaan eksternal mengatasi utang jatuh tempo dalam jangka pendek.
Moody’s memprediksi kinerja laba bersih cenderung datar pada 2020. Artinya, perseroan masih mampu mempertahankan kinerja di tengah pandemi Covid-19.
“Kemampuan perusahaan untuk memutar produksinya ke saluran pendapatan lain seperti produksi masker dan jumpsuits medis akan mengimbangi penurunan yang diharapkan dalam penjualan pakaian fesyen,” jelas Moody’s.