Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Di Tengah Pandemi, Tiga Perusahaan Siap Melantai di Bursa Efek Indonesia

BEI mencatat sebanyak 28 emiten telah melakukan pencatatan perdana saham hingga akhir semester I/2020. Harga saham beberapa penghuni baru mampu tancap gas hingga ratusan persen setelah resmi melantai.
Pengunjung melintas di dekat Logo Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Senin (22/6/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pengunjung melintas di dekat Logo Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Senin (22/6/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com,JAKARTA — Tiga calon penghuni baru Bursa Efek Indonesia (BEI) siap mencatatkan saham perdana pada awal Juli 2020 di tengah ketidakpastian yang masih melanda pasar modal dalam negeri.

PT Megalestari Epack Sentosaraya Tbk. akan menjadi pembuka jalan bagi calon emiten yang akan melakukan penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) pada semester II/2020. Perseroan menawarkan sebanyak 250 juta lembar saham dengan harga penawaran Rp110. 

Dengan demikian, jumlah seluruh penawaran umum perdana saham untuk perusahaan yang bergerak di bidang usaha pengemasan untuk makanan dan untuk yang bukan makanan itu senilai Rp27,50 miliar.

Megalestari telah memiliki rencana penggunaan dana yang dihimpun dari IPO. Perseroan akan menggunakan sekitar 76,06 persen untuk pembelian mesin dan peralatan produksi dan sisanya 23,94 persen akan digunakan untuk modal kerja.

Dalam mengeksekusi rencana IPO, Megalestari menunjuk PT Sinarmas Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek. Penawaran umum telah dilakukan pada Kamis (25/6/2020) dan direncanakan pencatatan perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (1/7/2020).

Selain Megalestari Sinarmas Sekuritas juga akan mengantarkan satu calon emiten lagi, PT Pakuan Tbk. untuk melantai perdana di BEI pada awal Juli 2020. Perseroan juga bertindak sebagai penjamin pelaksana efek.

Pakuan menawarkan sebanyak 275 juta unit lembar saham dengan harga perdana Rp125. Dengan demikian, total nilai penawaran umum perdana saham tersebut senilai Rp34,375 miliar. Pakuan melakukan penawaran umum pada Senin (29/6/2020). Pencatatan perdana rencananya akan dilakukan pada Senin (6/7/2020).

Perseroan mengungkapkan dana yang diperoleh dari hasil penawaran umum perdana saham akan dipergunakan untuk menambah modal kerja proyek Sawangan Lake View. Rincian penggunaan dana yakni launching event dan promosi awal 4,70 persen, biaya pembangunan area komersial 25,39 persen, dan biaya pembangunan fasilitas penunjang 69,91 persen.

Direktur Sinarmas Sekuritas Kerry Rusli minat investor terhadap saham emiten IPO masih ada. Namun, jumlah permintaan menurutnya tidak terlalu banyak.

“[Permintaan yang masuk] Untuk Megalestari Epack Sentosaraya 1,7 kali [oversubscribed]. Pakuan belum terlihat,” ujarnya kepada Bisnis, Senin (29/6/2020).

Calon emiten lainnya yang siap melakukan pencatatan perdana saham di BEI yakni PT Boston Furniture Industries Tbk. pada 7 Juli 2020. Perseroan akan mulai melakukan penawaran umum pada Selasa (30/6/2020) hingga Rabu (1/7/2020).

Boston akan menawarkan sebanyak 400 juta lembar saham dengan harga perdana Rp100. PT Danatama Makmur Sekuritas bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek.

Adapun, tujuh sekuritas bertindak sebagai penjamin emisi efek yakni PT Henan Putihrai, PT Mirae Asset Sekuritas, PT Surya Fajar Sekuritas, PT Reliance Sekuritas, PT Onix Sekuritas, PT Panin Sekuritas Tbk., PT NISP Sekuritas, dan PT KGI Sekuritas.

Di lain pihak, Pengamat Pasar Modal dari Universitas Indonesia Budi Frensidy menilai pemilihan waktu IPO saat ini kurang tepat. Menurutnya, minat investor tidak sebesar kondisi normal.

Uncertainty ke depan dilihat dari kondisi sekarang masih tinggi dan laporan keuangan tahun lalu dan juga kuartal I/2020 sulit dijadikan acuan untuk proyeksi laporan keuangan seluruh tahun ini apalagi untuk prediksi tahun depan,” jelasnya.

Seperti diketahui, BEI memiliki pipeline 21 perusahaan yang berencana melakukan pencatatan saham perdana hingga sampai dengan 22 Juni 2020. Bursa juga telah memberikan stimulus pemotongan sebesar 50 persen untuk biaya pencatatan awal saham yang mulai berlaku dari 18 Juni 2020 hingga 17 Desember 2020.

BEI mencatat sebanyak 28 emiten telah melakukan pencatatan perdana saham hingga akhir semester I/2020. Harga saham beberapa penghuni baru mampu tancap gas hingga ratusan persen setelah resmi melantai.

Berdasarkan data Bloomberg, harga saham PT Metro Healthcare Indonesia Tbk. (CARE) telah menguat 201,0 persen ke level Rp310 hingga akhir sesi Senin (29/6/2020). Perseroan resmi melantai pada 13 Maret 2020 dan masuk ke papan pencatatan pengembangan.

BEI mencatat CARE menduduki peringkat keempat movers indeks harga saham gabungan (IHSG) periode berjalan 2020. Kapitalisasi pasar perusahaan penyedia layanan kesehatan itu senilai Rp10 triliun pada penutupan Senin (29/6/2020).

Analis Panin Sekuritas William Hartanto menilai saham pendatang baru menjadi alternatif sejak IHSG melemah. Penurunan kinerja blue chips menjadikan emiten-emiten baru sebagai pilihan trading.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper