Bisnis.com, JAKARTA —Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat pada perdagangan Jumat (26/6/2020).
Indeks ditutup menguat 0,15 persen atau 7,36 poin menuju 4.904,08, setelah bergerak di rentang 4.882,14 - 4.941,14.
Terpantau 211 saham menguat, 190 saham melemah, dan 169 saham stagnan. Nilai transaksi mencapai Rp5,18 triliun dengan frekuensi 501,212 kali transaksi.
Investor asing mencatatkan net sell Rp679,34 miliar. Adapun, kapitalisasi pasar mencapai Rp5.694,46 triliun.
Sementara itu, Pasar Asia melanjutkan reli positifnya pada perdagangan hari ini sehingga dapat menutup pekan terakhir Juni 2020 dengan bertengger di zona hijau.
Berdasarkan data Bloomberg pada Jumat(25/6/2020), indeks Kospi Korea Selatan menguat 1,05 persen ke level 2.134,65. Sementara Topix Jepang juga naik 0,99 persen di 1.577,37.
Baca Juga
Sementara itu, indeks S&P/ASX200 Australia melompat 1,49 persen di posisi 5.904,1. Satu-satunya indeks Asia yang mengalami penurunan adalah hang Seng Hong Kong yang terkoreksi 0,8 persen setelah pasar setempat libur pada Kamis kemarin.
Di sisi lain, indeks berjangka S&P 500 juga bergerak ke zona hijau di kisaran 1 persen. Saham-saham perbankan meroket setelah bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed) berencana melonggarakan kebijakan penambahan modal.
Meski demikian, The Fed juga mengatakan kepada bank-bank peminjam terbesar bahwa mereka tidak dapat menambah dividen atau melakukan pembelian kembali (buyback) saham.
Pada perdagangan hari ini, kekhawatiran investor akan kembali diterapkannya lockdown yang dapat menghambat pembukaan ekonomi dapat menghambat sentimen positif pasar. Selain itu, investor juga tengah memantau lonjakan kasus positif virus corona pada beberapa negara bagian di AS.
Kenaikan jumlah kasus ini telah membuat negara bagian Florida dan Texas menunda fase selanjutnya dalam rencana pembukaan kembali kegiatan ekonomi. Sedangkan, di Inggris, para otoritas di bidang kesehatan memperingatkan pemerintah untuk bersiap menghadapi gelombang kedua lonjakan kasus positif.
Portfolio Manager di Villere & Co., Sandy Villere mengatakan, kebijakan yang diambil The Fed akan mendukung keadaan pasar. Ia juga memperkirakan dalam beberapa waktu ke depan, pasar masih akan mengalami sejumlah kontraksi.
"Saat ini pasar tidak terlalu mempedulikan fundamental atau laporan pendapatan. Pandemi virus corona menjadi fokus utama pelaku pasar," katanya.