Bisnis.com, JAKARTA - Emiten penyedia layanan internet kabel, PT Link Net Tbk., mencatat penambahan jalur internet ke rumah atau home passed dalam jaringannya sebanyak 130.210 rumah sepanjang lima bulan pertama tahun ini.
Angka tersebut termasuk penambahan home passed sebanyak 73.629 rumah pada kuartal I/2020. Dengan demikian, emiten berkode saham LINK itu berhasil mencatatkan total home passed sebanyak 2,6 juta rumah.
Selain itu, LINK juga mencatatkan penambahan pelanggan baru sebanyak 75.274 sepanjang lima bulan pertama tahun ini sehingga total keseluruhan pelanggan perseroan saat ini sebesar 743.479 pelanggan.
Presiden Direktur dan CEO Link Net Marlo Budiman mengatakan bahwa perseroan berhasil memulai tahun ini dengan langkah yang kuat secara operasional. Pertumbuhan pelanggan itu merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah perseroan.
Dia pun mengaku hal itu sejalan dengan perluasan jaringan di tengah pandemi Covid-19 yang tetap kuat. Perseroan terus melebarkan jejak perseroan di luar dari tiga kota inti Jakarta, Surabaya, dan Bandung, yaitu dengan mencatat kenaikan 32 persen pelanggan baru di luar daerah tersebut.
“Tim penjualan kami dengan efektif berhasil meningkatkan tingkat penetrasi di area jaringan baru,” ujar Marlo seperti dikutip dari keterangan resminya, Jumat (26/5/2020).
Baca Juga
Sementara itu, perseroan mencatat Average Revenue Per User (ARPU) sebesar Rp382.000 per bulan pada kuartal I/2020. Marlo berharap ARPU dari pelanggan baru akan terus meningkat didukung inovasi produk seperti peningkatan kecepatan bandwidth yang lebih tinggi dan pilihan saluran TV yang lebih beragam.
Dari situ, Marlo yakin pertumbuhan pendapatan dan laba perseroan pada tahun ini di tengah tantangan bisnis akibat pandemi Covid-19 akan tetap terjaga atau bahkan lebih baik.
Di sisi lain, pada tiga bulan pertama tahun ini LINK mencatatkan pendapatan senilai Rp958,99 miliar, naik 7,57 persen dibandingkan pendapatan periode yang sama pada tahun sebelumnya yang sebesar Rp891,47 miliar.
Pendapatan ini terdiri atas pendapatan biaya berlangganan dari layanan broadband internet dan jaringan Rp562,51 miliar, biaya berlangganan dari layanan televisi kabel Rp350,692 miliar, dan pendapatan lain-lain Rp45,78 miliar.
Namun, di saat yang sama pos beban pokok pendapatan perseroan ikut melonjak 34,48 persen menjadi Rp210,79 miliar dari yang semula Rp156,75 miliar. Begitu pula dengan pos beban lainnya turut meningkat.
Akibatnya, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas pemilik perseroan menyusut 25,20 persen, dari sebesar Rp264,29 miliar pada kuartal I/2019 menjadi Rp197,70 pada kuartal I/2020.