Bisnis.com,JAKARTA — Proyeksi terbaru Dana Moneter Internasional atau IMF membuat indeks harga saham gabungan harus bergerak ke zona merah pada awal perdagangan Kamis (25/6/2020).
Indeks harga saham gabungan (IHSG) langsung terjun ke zona merah sejak awal sesi perdagangan. Pergerakan menyentuh level support 4.908,495 dan terkoreksi 0,67 persen hingga pukul 09:25 WIB. Data menunjukkan sebanyak 202 saham harus terjun ke zona merah. Sisanya, 91 menghijau dan 129 stagnan.
Investor asing terpantau langsung melakukan aksi jual dengan net sell Rp37,53 miliar. Saham PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) masih menjadi sasaran utama dengan nilai Rp23,5 miliar pada awal perdagangan Kamis (25/6/2020).
PT Astra International Tbk. (ASII) dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) menjadi penekan indeks. ASII dengan kapitalisasi pasar Rp197,56 triliun terkoreksi 2,40 persen awal perdagangan.
Adapun, BMRI harus kehilangan 125 poin ke level Rp5.025 pada awal perdagangan. Koreksi 2,43 persen emiten perbankan berkapitalisasi Rp234,67 triliun menjadi penekan IHSG.
Pergerakan IHSG sejalan dengan bursa Amerika Serikat (AS) yang memerah pada sesi Rabu (24/6/2020). Indeks Dow Jones, NASDAQ, dan S&P 500 kompak memerah.
Baca Juga
Wall Street kembali tertekan setelah IMF mengeluarkan proyeksi terbarunya Rabu (24/6/2020). Dilansir melalui Bloomberg, organisasi itu menurunkan prospek ekonomi dunia akibat dari dampak Covid-19.
IMF memproyeksikan resesi yang jauh lebih dalam pada 2020. Tidak hanya itu, pemulihan diperkirakan lebih lambat dari proyeksi yang dikeluarkan pada April 2020.
IMF memprediksi produk domestik bruto (PDB) global akan menyusut 4,9 persen tahun ini atau lebih dalam dari proyeksi 3 persen yang dikeluarkan April 2020. Pada 2021, pertumbuhan hanya diperkirakan 5,4 persen atau turun dari prediksi sebelumnya 5,8 persen.
Kepala Riset MNC Sekuritas Edwin Sebayang mengatakan kombinasi permasalahan Covid-19 yang kembali muncul dan peringatan IMF menjadi penekan bursa global. Faktor itu menyebabkan DJIA ditutup turun cukup tajam 2,72 persen.
“Berpeluang menjadi faktor pendorong profit taking di bursa Indonesia dalam perdagangan Kamis ini ditengah pencapaian jumlah tertinggi kembali korban yang terjangkiti dan tewas akibat Covid-19,” jelasnya dalam laporan riset, Kamis (25/6/2020).
Edwin menyebut harga sejumlah komoditas juga terkoreksi. Kondisi itu dapat mendorong saham-saham di sektor terkait ke zona merah.
“Mengetahui cukup banyak sentimen negatif untuk IHSG maka ada peluang IHSG akan terpapar profit taking di tengah penempatan dana Rp30 triliun di empat bank pemerintah,” imbuhnya.