Bisnis.com, JAKARTA - Emiten minyak dan gas, PT Medco Energi Internasional Tbk., mendapatkan restu dari pemegang saham untuk melaksanakan rights issue atau penerbitan saham melalui hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD).
Hal itu disepakati pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) dan Rapat Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang diselenggarakan pada hari ini, Kamis 25 Juni 2020.
Emiten berkode saham MEDC itu akan menerbitkan 7,5 miliar saham baru yang direncanakan digelar pada kuartal III/2020 dengan nilai nominal Rp25 per saham (PUT III).
MEDC menargetkan untuk menghimpun dana segar US$150 juta yang akan digunakan untuk digunakan sebagai modal kerja baik bagi perseroan maupun anak usaha perseroan.
Adapun, di tengah tingginya volatilitas harga minyak mentah dunia, emiten tambang migas itu mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure sebesar US$240 juta.
Untuk diketahui, jumlah tersebut telah dipangkas sebesar US$100 juta dari target panduan yang ditetapkan perseroan pada awal tahun ini dikisaran US$340 juta. Dari total capex yang baru itu sebesar US$180 juta dialokasikan untuk segmen migas, sedangkan US$60 juta untuk segmen listrik.
Baca Juga
Setiap pemegang saham yang tidak melaksanakan haknya untuk memesan saham baru dalam HMETD nantinya akan terdilusi sebesar maksimum 29,5 persen.
Per 6 Mei 2020, komposisi pemegang saham MEDC terdiri atas PT Medco Daya Abadi Lestari sebesar 50 persen, Diamond Bridge Pte. Ltd. 21,38 persen, PT Medco Duta 0,19 persen, PT Multifabrindo Gemilang 0,04 persen, dan publik 27,87 persen. Adapun, perseroan memiliki saham tresuri sebesar 0,52 persen.
Presiden Direktur Medco Energi Hilmi Panigoro mengatakan bahwa industri minyak sedang menghadapi masa yang sangat menantang akibat pandemi Covid-19 dan harga minyak yang rendah.
Menurut Hilmi, pihaknya akan fokus untuk menjaga keselamatan dan kesehatan pekerja, sementara pad saat yang meminimalkan dampaknya terhadap bisnis perusahaan.
“Kami akan tetap waspada dan mempersiapkan semua kemungkinan untuk dapat terus melanjutkan komitmen kepada pemangku kepentingan,” ujar Hilmi dikutip dari keterangan resminya, Kamis (25/6/2020).
Di sisi lain, Medco berhasil memperbaiki profitabilitasnya pada 2019 dengan mencatatkan penurunan rugi bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas pemilik induk sebesar 46,69 persen menjadi US$27,32 juta dari US$51,30 juta pada 2018.
Hal itu sejalan dengan kenaikan pendapatan sebesar 18 persen secara year on year menjadi US$1,43 miliar dibandingkan dengan perolehan 2018 sebesar US$1,21 miliar.