Bisnis.com, JAKARTA - Kenaikan penawaran pada lelang Surat Berharga Syariah Negara atau Sukuk Negara ditopang oleh harapan investor terhadap penurunan tingkat imbal hasil (yield).
Pada lelang sukuk negara hari Selasa (23/6/2020) pemerintah mengumpulkan total penawaran sebesar Rp38,849 triliun. Dari jumlah tersebut, seri PBS002 yang akan jatuh tempo 15 Januari 2022 mendapatkan penawaran sebanyak Rp17,301 triliun.
Angka ini meningkat dibandingkan dengan hasil lelang sukuk pada 9 Juni lalu. Kala itu, pemerintah mengumpulkan total penawaran sebesar Rp28,644 triliun.
Head of Economics Research Pefindo Fikri C. Permana mengatakan, besarnya jumlah penawaran yang didapat pada lelang kali ini cukup mengejutkan. Pasalnya, situasi eksternal yang tengah tidak stabil dapat menurunkan keyakinan dan minat investor terhadap lelang kali ini.
Menurut Fikri, ekspektasi pasar terhadap penurunan tingkat imbal hasil obligasi Indonesia menjadi pendorong utama lelang sukuk ini cukup ramai.Ia menambahkan, sukuk dengan tenor pendek yang menjadi incaran pada lelang hari ini mencerminkan tingkat ketidakpastian ekonomi yang masih tinggi.
"Sejauh ini, penawaran pada lelang 23 Juni menjadi angka tertinggi pada kuartal II/2020," katanya saat dihubungi Bisnis, Selasa (23/6/2020).
Baca Juga
Lonjakan kasus positif virus corona dan tensi antara China dan Amerika Serikat berpotensi mengguncang pasar obligasi Indonesia dalam beberapa waktu ke depan.
Sementara itu, Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto mengatakan, kenaikan jumlah penawaran pada lelang sukuk kali ini didorong oleh penguatan pada pasar obligasi Indonesia hari ini.
Berdasarkan data dari World Government Bonds, tingkat imbal hasil obligasi tenor 10 tahun telah menguat sebesar 52,4 basis poin ke level 7,297 persen dalam satu bulan belakangan.
Tren kenaikan jumlah penawaran juga ditopang oleh kebijakan pemangkasan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI). Hal tersebut mendorong minat investor asing untuk kembali membeli obligasi terbitan pemerintah Indonesia.
"Secara otomatis inflow ke pasar obligasi akan masuk lagi," katanya