Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Klaim Pengangguran AS Masih Tinggi, Wall Street Dibuka Melemah

Indeks Dow Jones Industrial Average terpantau melemah 0,58 persen atau 150,94 poin kelevel 25.968,67, sedangkan indeks S&P 500 melemah 0,36 persen ke level 3.113,49 dan indeks Nasdaq Composite turun 0,18 persen ke level 9.892,48.
Tanda Wall Street tampak di depan Bursa Efek New York (NYSE) di New York, AS./ Michael Nagle - Bloomberg
Tanda Wall Street tampak di depan Bursa Efek New York (NYSE) di New York, AS./ Michael Nagle - Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat melemah pada awal perdagangan Kamis (18/6/2020) di tengah lonjakan infeksi Covid-19 serta klaim pengangguran mingguan yang masih tinggi.

Indeks Dow Jones Industrial Average terpantau melemah 0,58 persen atau 150,94 poin kelevel 25.968,67, sedangkan indeks S&P 500 melemah 0,36 persen ke level 3.113,49 dan indeks Nasdaq Composite turun 0,18 persen ke level 9.892,48.

Data Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat menunjukkan klaim pengangguran awal untuk program-program negara reguler mencapai 1,51 juta pada pekan yang berakhir 13 Juni, turun sedikit dari 1,57 juta pada pekan sebelumnya.

Penurunan 58.000 merupakan yang terkecil sejak klaim mulai turn pada awal April. Perkiraan median dalam survei Bloomberg terhadap para ekonom memperkirakan klaim pengangguran mencapai 1,29 juta.

Klaim lanjutan, yang merupakan total warga AS masih berhak mengklaim tunjangan pengangguran yang tengah berlangsung, menurun menjadi 20,5 juta pada pekan yang berakhir 6 Juni, tetapi masih lebih tinggi dibandingkan dengan proyeksi median sebesar 19,9 juta

Kontrak berjangka indeks sempat menguat sesaat sebelumnya setelah ahli virus di China mengatakan bahwa kasus baru di Beijing mampu diatasi.

Ekonom New York Life Investment Lauren Goodwin mengatakan pola arus sentimen masih tetap sama, di mana akan ada periode positif dan bahkan kegembiraan, dan kemudian ada saat-saat kekecewaan

"Segalanya mulai dari ekonomi, politik, pendapatan, dan kesehatan menjadi tidak pasti," ungkapnya, seperti dikutip Bloomberg.

Gambaran pasar global masih kompleks karena investor mempertimbangkan laporan tentang China yang berjuang melawan wabah terburuknya sejak Wuhan, Texas menunjukkan lonjakan 11 persen dalam rawat inap dan Israel berhenti membuka kembali perekonomian adanya setelah kenaikan kasus.

Sentimen negatif itu bersaing dengan sejumlah berita positif di bidang ekonomi, serta langkah-langkah stimulus yang dijanjikan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper