Bisnis.com, JAKARTA — Pasar surat utang dunia reli setelah Bank Sentral AS (Federal Reserve) berencana membeli obligasi korporasi individual dalam rangka menyelamatkan perekonomian dari dampak negatif pandemi Covid-19.
Obligasi berdenominasi dolar AS di Asia mengikuti penguatan pasar keuangan Negeri Paman Sam setelah The Fed berkomitmen membantu korporasi melawan krisis Covid-19.
Padahal, sebelum pengumuman The Fed tersebut, biaya lindung nilai obligasi korporasi terhadap risiko default meningkat di New York seiring dengan munculnya kekhawatiran gelombang kedua Covid-19.
Paul Lukaszewski, Head of Corporate Debt for Asia and Australia di Aberdeen Standard Investments, menjelaskan bahwa obligasi di Asia menjadi yang paling menonjol setelah pengumuman The Fed tersebut karena menawarkan valuasi yang menarik ketimbang surat utang di AS.
“Asia lagi-lagi menonjol karena menawarkan valuasi menarik ketimbang kredit di AS. Hal ini mengingat spread di AS telah hampir pulih sepenuhnya dan sekarang The Fed memberikan sinyal suku bunga rendah akan bertahan untuk waktu yang lama,” kata Lukaszewski seperti dikutip Bloomberg, Selasa (16/6/2020).
The Fed mengumumkan bakal mulai membeli obligasi korporasi individual lewat Fasilitas Kredit Korporasi Pasar Sekunder (Secondary Market Corporate Credit Facility) yaitu program yang selama ini hanya digunakan bank sentral untuk membeli reksa dana ETF (Exchange-traded Funds).
Baca Juga
Adapun dalam strategi pembelian surat utang korporasi ini, The Fed akan membeli obligasi korporasi individual dengan mengacu pada indeks pasar surat utang korporasi AS.
Bloomberg menunjukkan sejumlah debitur di China dan Indonesia langsung mencari price notes pada Selasa (16/6/2020). Adapun, laju penerbitan obligasi di pasar utama Asia telah melambat akhir-akhir ini.
Dengan demikian, muncul kemungkinan spread yang lebih tinggi untuk obligasi berdenominasi dolar AS di Asia dibandingkan dengan obligasi di AS setelah pengumuman The Fed tersebut.
HSBC Private Banking sebelumnya memperkirakan obligasi dengan yield tinggi di Asia akan memberikan return sebesar 5 persen-6 persen sementara obligasi investment-grade memberikan return sebesar 6 persen-7 persen pada tahun ini.