Bisnis.com, JAKARTA—Bagi Anda yang punya alokasi dana mungkin sudah siap untuk membeli produk Obligasi Ritel Indonesia (ORI) yang baru diperkenalkan. Di sisi lain, ada opsi produk reksa dana pendapatan tetap yang juga memiliki aset dasar surat utang.
Lantas, produk mana yang lebih menarik? Kalangan manajer investasi memberikan pandangan dua produk tersebut. Berikut ringkasan yang disampaikan Head of Investment Avrist Asset Management Farash Farich :
- ORI memiliki jangka waktu yang relatif lebih pendek pendek dengan periode jatuh tempo spesifik sehingga dapat disesuaikan dengan rencana atau tujuan investor jangka pendek.
- Reksa dana pendapatan tetap memiliki jangka waktu yang lebih dinamis, menyesuaikan perkembangan pasar. Selain itu komposisinya aset akan berubah karena dikelola oleh manajer investasi. Laporan kinerja juga sudah disediakan.
- Reksa dana pendapatan tetap memiliki keistimewaan pajak. Di tahun pertama dipatok 5 persen sedangkan di tahun kedua 10 persen.
- Investor yang membeli ORI secara langsung dikenakan pajak 15 persen.
Farash mengatakan minat pasar terhadap ORI maupun reksa dana pendapatan tetap meningkat setiap tahun. Tak pelak, kedua produk ini memiliki pangsa pasar masing-masing.
Menurut Farash, tidak ada salahnya memiliki kedua instrumen tersebut sebagai bagian diversifikasi investasi, terutama disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan tiap investor.
Baca Juga
“Investor juga banyak yang memiliki ORI dan [reksa dana] pendapatan tetap. Untuk mereka itu jadi sarana diversifikasi investasi di beberapa instrumen jangka menengah,” tutur Farash kepada Bisnis, Jumat (12/6/2020).
Farash menerangkan, jika membeli ORI, investor akan memiliki akses langsung terhadap kupon yang dibagikan. Sementara itu, pada produk reksa dana, kupon yang didapat langsung diinvestasikan kembali ke dalam produk reksa dana.