Bisnis.com,JAKARTA— Pemerintah harus menyediakan kupon atau rate yang menarik dalam penerbitan obligasi negara ritel seri ORI017 agar dapat mencapai target penggalangan dana di tengah penyebaran pandemi Covid-19.
Direktorat Jenderal Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) rencananya akan menetapkan kupon untuk ORI017 pada, Kamis (11/6/2020). Bersamaan dengan itu, pemerintah juga akan mengumumkan struktur salah satu instrumen surat berharga negara (SBN) ritel tersebut.
Berdasarkan data yang dihimpun Bisnis, tiga penerbitan ORI sebelumnya memiliki tenor 3 tahun. ORI014 misalnya, ditawarkan pada Oktober 2017 dan jatuh tempo pada Oktober 2020.
Selanjutnya, ORI015 ditawarkan pada Oktober 2018 dan jatuh tempo pada Oktober 2021. Terakhir, ORI016 ditawarkan pada Oktober 2019 dan jatuh tempo pada Oktober 2022. Adapun, tingkat kupon yang ditawarkan oleh ORI beragam yakni ORI014 5,85 persen, ORI015 8,25 persen, dan ORI016 6,80 persen.
Head of Research & Market Information Department Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI) Roby Rushandie menjelaskan bahwa kupon ORI biasanya tidak jauh dari yield surat utang negara (SUN) tenor 3 tahun. Saat ini, imbal hasil wajar seri itu di pasar sekunder ada di kisaran 6,3 persen hingga 6,6 persen.
Untuk menarik minat masyarakat, Roby mengatidakan pemerintah bisa menetapkan kupon di batas atas. Dengan demikian, penyerapan dari penerbitan ORI017 bisa maksimal. “Namun, konsekuensinya cost of fund pemerintah jadi lebih besar,” jelasnya kepada Bisnis, Rabu (10/6/2020).
Berdasarkan data Bloomberg, imbal hasil atau yield SUN Indonesia tenor 3 tahun di pasar sekunder sebesar 6,365 persen pada, Rabu (10/6/2020) pukul 14:00 WIB. Pergerakan yield SUN tenor 3 tahun di pasar sekunder terus mengalami kenaikan dalam lima hari terakhir.
Secara terpisah, Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto mengatidakan masyarakat harus diberikan rate atau kupon yang menarik untuk ORI017. Dengan demikian, instrumen itu akan diminati dan permintaan yang masuk sesuai target pemerintah.
Sebagai gambaran, lanjut dia, saat ini yield SUN tenor 3 tahun sekitar 6,5 persen. Oleh karena itu, ORI017 menurutnya akan menarik apabila ditawarkan dengan kisaran kupon 6,75 persen hingga 7 persen.
Direktur Surat Utang Negara (SUN) DJPPR Kemenkeu Deni Ridwan mengungkapkan akan dilakukan kegiatan pre-launching untuk ORI017 pada akhir pekan ini. Selanjutnya, peluncurkan akan dilakukan pada, Senin (15/6/2020).
“Penawaran [ORI017] mulai 15 Juni 2020 sampai dengan 9 Juli 2020,” jelasnya kepada Bisnis, Selasa (9/6/2020).
Deni mengatakan penetapan kupon akan dilakukan pada hari ini, Kamis (11/6/2020). Bersamaan dengan itu, pemerintah akan sekaligus mengumumkan target serta struktur ORI017.
Adapun, proses penetapan ORI akan dilakukan pada 13 Juli 2020 dilanjutkan dengan setelmen pada 15 Juli 2020. Deni meyakini permintaan ORI017 akan lebih baik dari ORI016. Sebagai catatan, permintaan untuk ORI016 senilai Rp8,2 triliun dari target Rp9 triliun.
“Pricing waktu itu dinilai kurang kompetitif. Untuk sekarang ini, kami cukup optimistis karena alternatif investasi yang aman dan menguntungkan pada masa pandemi Covid-19 relatif terbatas,” jelasnya.
Seperti diketahui, pemerintah mengubah rencana penerbitan SBN ritel periode 2020. Awalnya, Kementerian Keuangan berencana melakukan emisi saving bond ritel (SBR) pada Juni 2020. Namun, rencana itu berubah dengan mendahulukan penerbitan ORI. Awalnya, instrumen itu direncanakan akan diterbitkan pada Oktober 2020.
Berdasarkan catatan Bisnis, pemerintah awalnya memiliki rencana enam kali penerbitan SBN ritel pada 2020. Dua kali emisi dilakukan pada Januari 2020 dan Februari 2020.Selanjutnya, pemerintah dijadwalkan akan melakukan penerbitan lagi pada Juni 2020, Agustus 2020, dan dua kali pada Oktober 2020.