Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir melemah pada sesi I perdagangan hari ini, Kamis (11/6/2020).
Berdasarkan data Bloomberg, IHSG melemah 0,51 persen atau 24,99 poin ke level 4.895,69 pada akhir sesi I dari level penutupan perdagangan sebelumnya.
Pada perdagangan Rabu (10/6/2020), IHSG berakhir melemah 2,27 persen atau 114,37 poin ke level 4.920,28.
Sebelumnya, indeks melemah 1,37 persen atau 67,50 poin ke level 4.853,18 pada awal perdagangan hari ini dan sempat anjlok hampir 2 persen. Sepanjang perdagangan pagi ini, IHSG bergerak dalam kisaran 4.812,19 – 4.931,24
Sebanyak 8 dari 10 sektor dalam IHSG bergerak negatif, didorong oleh sektor aneka industri dengan pelemahan 1,57 persen, disusul sektor pertanian yang turun 1,02 persen. Adapun sektor industri dasar menguat 1,03 persen.
Sementara itu, 143 saham terpantau menguat, 239 saham melemah, sedangkan 150 saham stagnan.
Baca Juga
Total volume transaksi hingga akhir sesi I hari ini mencapai 5,8 miliar saham dengan nilai mencapai RP6,54 triliun. Adapun investor asing membukukan jual bersih (net sell) senilai Rp150,73 miliar.
IHSG melemah di saat indeks saham lain di Asia juga melemah hari ini. Indeks Topix dan Nikkei 225 melemah masing-masing 1,79 persen dan 2,21 persen, sedangkan indeks Kospi menguat 1,09 persen.
Sementara itu, indeks Hang Seng Hong Kong melemah 1,03 persen, sedangkan indeks Shanghai Composite China menguat 0,24 persen.
Dilansir Bloomberg, bursa Asia mengalami pelemahan mengikuti tren serupa di pasar Eropa dan AS seiring dengan pernyataan bank sentral AS, The Federal Reserve, bahwa pemulihan ekonomi akibat pandemi virus corona akan berlangsung lama.
Gubernur The Fed Jerome Powell mengatakan, pertemuan yang dilakukan bank sentral pada hari Rabu membahas terkait pengendalian kurva tingkat imbal hasil (yield) ditengah perkiraan sejumlah ekonom yang menyatakan The Fed akan mengikuti kebijakan yang ditetapkan oleh Australia dan Jepang.
Sementara itu, Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengatakan AS masih membutuhkan tambahan stimulus fiskal untuk membantu menghadapi dampak dari pandemi virus corona. Mnuchin juga mendukung adanya paket kebijakan fiskal baru pada musim panas ini.