Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Daya Beli Konsumen Melemah, Lautan Luas (LTLS) Prediksi Pendapatan Turun 15 Persen

Perseroan mengakui pandemi Covid-19 yang berdampak terhadap pelemahan ekonomi bakal mempengaruhi kinerja perseroan pada tahun ini.
Salah satu fasilitas produksi PT Lautan Luas Tbk./lautan-luas.com
Salah satu fasilitas produksi PT Lautan Luas Tbk./lautan-luas.com

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten industri dasar PT Lautan Luas Tbk. memperkirakan pendapatan bakal mengalami penurunan sebesar 15 persen—20 persen pada tahun ini karena pelemahan daya beli konsumen.

Joshua C. Asali, Direktur Pengelola Lautan Luas, mengakui pandemi Covid-19 yang berdampak terhadap pelemahan ekonomi bakal mempengaruhi kinerja emiten bersandi saham LTLS tersebut pada 2020.

“Manajemen masih terus melakukan review atas proyeksi kinerja di tahun 2020, untuk saat ini sesuai dengan pelemahan ekonomi dikarenakan dampak Covid-19, kami estimasikan pendapatan berpotensi mengalami penurunan sekitar 15 persen-20 persen,” tulis Joshua seperti dikutip dari keterbukaan informasi, Selasa (9/6/2020).

Adapun, LTLS menganggarkan belanja modal (capital expenditure) senilai Rp200—Rp300 miliar untuk tahun ini. Joshua menambahkan bahwa sumber dana akan diambil dari hasil operasi perseroan dan terutama untuk segmen manufaktur. 

Nilai capex tersebut lebih tinggi dibandingkan belanja yang dihabiskan selama 2019 yang senilai Rp101,07 miliar. Adapun kas dan setara kas perseroan pada akhir periode 2019 mencapai Rp86,14 miliar.

LTLS merupakan emiten distribusi dan manufaktur bahan kimia terintegrasi dengan lebih dari 1.000 produk kimia dasar dan khusus. Aplikasi produk utama dari perseroan a.l. aluminium sulfat, poli aluminium klorida, sodium metabisulphite, dan aluminium chlorohydrate. 

LTLS juga memiliki 11 anak usaha di bidang manufaktur dan 4 anak usaha di bidang pendukung & jasa.

Berdasarkan laporan keuangan per akhir 2019, perseroan membukukan laba bersih senilai Rp180,56 miliar atau turun 9,87 persen bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya senilai Rp200,33 miliar. 

Mengutip dari hasil laporan keuangan yang diterbitkan Harian Bisnis Indonesia, penurunan laba disebabkan pendapatan perseroan terkoreksi.

LTLS mencatatkan pendapatan sebesar Rp6,53 triliun turun 7,66 persen dibandingkan dengan periode sebelumnya Rp7,07 triliun. Penurunan diikuti dengan beban pokok yang meningkat 9,54 persen ke posisi Rp5,78 triliun.

Selain itu beban keuangan perseroan juga meningkat 11,04 persen dari posisi Rp202,74 miliar menjadi Rp225,13 miliar. Setelah dikurangi oleh pajak final, pajak penghasilan dan beban pajak maka laba bersih perseroan terkoreksi 9,87 persen ke posisi Rp180,56 miliar.

Adapun laba per saham yang dapat diatribusikan menjadi Rp118 turun dari posisi sebelumnya Rp131.

Kendati demikian, LTLS mencatatkan penurunan total liabilitas yang signifikan sebesar 11,69 persen ke posisi Rp3,70 triliun. Liabilitas jangka pendek menyumbang Rp2,97 triliun sedangkan jangka panjang Rp731,43 miliar.

Selain itu, total aset perseroan mencapai Rp5,86 triliun. Aset lancar berkontribusi atas Rp2,50 triliun dan aset tidak lancar Rp3,35 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper