Bisnis.com, JAKARTA – Emiten tembakau iris PT Indonesian Tobacco Tbk. (ITIC) mengklaim telah berhasil memperkuat marjin laba bersih seiring dengan pertumbuhan laba pada kuartal pertama tahun ini.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan per 31 Maret 2020, produsen tembakau dengan jenama Manna tersebut mencatatkan laba bersih sebesar Rp1,79 miliar, berbanding terbalik dari rugi sebesar Rp1,26 miliar pada periode sebelumnya.
Perseroan menilai peningkatan angka profitabilitas sebagian besar berasal dari nihilnya serangkaian biaya non-operasional seperti provisi pinjaman bank, kerugian atas pelepasan aset dan beban pajak yang berkaitan dengan aktivitas penawaran saham perdana yang sebagian besar menghambat kinerja selama tahun 2019.
Selain pendapatannya yang juga meningkat 17,5 persen menjadi Rp44,91 miliar, perseroan juga menunjukkan inisiatif pengendalian biaya berkelanjutan. Hal ini dapat terlihat pada marjin laba kotor dan operasional perusahaan yang telah meningkat pada kuartal pertama secara tahunan menjadi 27,92 persen dan 16,76 persen.
Pertumbuhan yang merata pada seluruh aspek profitabilitas perusahaan ini, mencerminkan prestasi positif perusahaan di mana hal ini mempertegas bahwa bukan hanya perusahaan memiliki tingkat pendapatan yang kuat tetapi juga inisiatif pengendalian biaya yang efektif.
Selain itu, emiten yang baru tercatat di bursa pada tahun lalu ini juga telah berhasil memperkuat profil profitabilitasnya di semua spektrum, terutama dari sisi operasional.
Baca Juga
PROSPEK 2020
Djonny Saksono, Presiden Direktur Indonesian Tobacco menyatakan bahwa terlepas dari situasi menantang yang terjadi belakangan ini, perseroan mengapresiasi anggota tim yang dapat membukukan hasil positif pada periode ini.
“Kami akan terus mencari dan mengimplementasikan inisiatif strategis yang berpotensi untuk mempertahankan kelangsungan bisnis kami di masa mendatang,” ujar Djonny dikutip dari siaran pers yang diterima Bisnis, Selasa (9/6/2020).
Pada akhirnya, perseroan pun berharap strategi ini akan memperlihatkan komitmen untuk memaksimalkan potensi pertumbuhan perusahaan dan selanjutnya memberikan tingkat imbal balik yang baik kepada pemegang saham.
Untuk saat ini, perseroan menyatakan penjualan dari wilayah Papua Barat, masih memberikan kontribusi terbesar dari total pendapatan perusahaan di kuartal I/2020. Meskipun demikian, strategi ekspansi yang diterapkan oleh perusahaan mulai membuahkan hasil, sehingga perusahaan melihat pertumbuhan positif di area distribusi lainnya, khususnya di seluruh Indonesia.
Ke depan, perusahaan akan terus mencari sejumlah area penjualan potensial di pasar domestik dan luar negeri dalam rangka memperkuat kehadirannya serta untuk menyokong profil pertumbuhannya.
Di samping itu, kendati pemerintah daerah Jawa Timur, area fasilitas produksi perseroan, telah mengakhiri periode pembatasan sosial berskala besar untuk wilayah Malang, perusahaan terus menerapkan protokol kesehatan yang ketat secara berkelanjutan untuk mencegah risiko penyebaran Covid-19.
Perseroan menimbang terlepas dari situasi yang menantang ini, perusahaan tetap mempertahankan optimismenya untuk tahun 2020. Perusahaan yakin tren positif pada kuartal I/2020 ini akan berlanjut dikarenakan perusahaan telah melihat indikasi akan permintaan yang kuat pada kuartal II/2020.
Selain itu, perusahaan melihat strategi pemerintah untuk mengatasi pandemi mulai membuahkan hasil dan langkah pemerintah untuk membuka kembali kegiatan bisnis secara bertahap merupakan pertanda baik menuju pemulihan ekonomi.
Selain itu, pendapatan rumah tangga yang ketat dari dampak Covid-19 dan penerapan cukai tembakau yang lebih tinggi juga telah memberikan produk ITIC momentum untuk memaksimalkan profitabilitasnya.