Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas diperkirakan akan melanjutkan tren kenaikan seiring dengan perkembangan di Amerika Serikat yang memburuk yang dipicu dua faktor, gelombang demonstrasi dan data perekonomian yang mengecewakan.
Berdasarkan data Bloomberg, hingga Senin (1/6/2020) pukul 10.19 WIB atau Minggu (31/5/2020) pukul 11.19 Waktu New York, harga emas Comex kontrak Agustus 2020 turun tipis 0,03 persen ke posisi US$1.751 per troy ounce. Sementara itu harga emas di pasar spot naik 0,48 persen ke level US$1.738,5 per troy ounce.
Sementara itu, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan mata uang Negeri Paman Sam di hadapan enam mata uang utama dunia lainnya turun 0,33 persen ke posisi 98.0170.
Level harga emas saat ini hampir menyamai posisi tertinggi sepanjang Mei 2020 di posisi US$1.756 per troy ounce (15 Mei 2020). Dalam periode tahun berjalan (year to date), harga emas telah terkerek 15 persen.Emas sebagai aset aman (safe haven) akan diburu saat situasi dipenuhi ketidakpastian.
Analis Monex Investindo Futures Faisyal mengatakan harga emas berpotensi naik dalam jangka pendek karena pelemahan dolar AS setelah data ekonomi AS menimbulkan pesimisme. Selain itu, kerusuhan yang merebak di sejumlah kota menyusul kematian George Floyd dan langkah As mencabut hak khusus Hong Kong juga menjadi sentimen pergerakan harga emas.
“Fokus hari ini tertuju ke data ISM Manufacturing PMI AS yang dirilis pukul 21:00 WIB,” ujar Faisyal seperti dilansir dari publikasi Monex Investindo Futures, Senin (1/6/2020).
Menurut Faisyal, secara teknikal harga emas masih akan cenderung naik selama harga bertahan di atas level US$1.730 per troy ounce. Level tersebut merupakan area indikator moving average 50.
Sementara itu, level resisten atau batas atas kenaikan harga berada di posisi US$1.750. Jika harga menembus level itu, harga emas berpotensi naik ke level US$1.763 sebelum menargetkan resisten kuat di US$1.780.
Adapun jika bergerak turun, level support atau batas bawah penurunan terdekat berada di level US$1.730. Bila menembus ke bawah dari level tersebut, harga emas berpotensi turun ke level US$1.717.