Bisnis.com, JAKARTA – Emiten ritel, garmen, dan trading PT Mega Perintis Tbk. memproyeksi penurunan laba bersih lebih dari 75 persen secara tahunan pada kuartal I/2020, akibat penyebaran pandemi Covid-19 di Indonesia.
Emiten berkode saham ZONE tersebut juga memerkirakan total pendapatan akan terkoreksi kurang dari 25 persen untuk kuartal I/2020 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Jika merujuk pada data laporan keuangan perseroan per 31 Maret 2019, Mega Perintis membukukan penjualan bersih Rp102,64 miliar dan laba bersih sebesar Rp4,64 miliar. Sehingga, berdasarkan perhitungan perseroan, baik pendapatan dan laba bersih masing-masing akan tergerus kurang dari Rp25,66 miliar dan lebih dari Rp3,48 miliar.
Dalam laman keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (29/5/2020), perseroan memerkirakan penghentian operasional bisa memakan waktu lebih dari 3 bulan. Adapun kontribusi pendapatan dari kegiatan operasional yang terhenti mencapai lebih dari 75 persen dari total pendapatan konsolidasi tahun 2019.
“Adanya pandemi COVID [Covid-19] PSBB [Pembatasan Sosial Berskala Besar] mengakibatkan outlet offline penjualan kami di pusat pembelanjaan ditutup, begitu juga outlet penjualan yang ada di departement store,” tulis manajemen ZONE dalam keterangannya yang dikutip Bisnis, Minggu (31/5).
Kalaupun ada ritel yang beroperasi, perseroan menyatakan kebijakan social distancing dan penyebaran virus corona yang begitu masif di dalam negeri membuat masyarakat merasa harus waspada dan mengurangi kegiatan di pusat perbelanjaan yang akhirnya menyebabkan pengunjung mal sepi. Otomatis, anak usaha perseroan yang bergerak di bidang garmen tidak bisa berproduksi karena kurangnya penjualan.
Baca Juga
Saat ini, perusahaan yang mengoperasikan gerai Manzone tersebut melaporkan sudah merumahkan 2.226 orang karyawannya dan 284 karyawan terdampak dengan status lain, misalnya pemotongan gaji. Secara keseluruhan, kini, perseroan hanya memiliki 1.005 karyawan berstatus tetap dan tidak tetap.
Mega Perintis juga menyatakan pandemi akan berdampak pada pemenuhan kewajiban keuangan jangka pendek berupa kewajiban pokok utang dengan nilai sebesar Rp109,7 miliar.
Terakhir, perseroan menyatakan telah mengerahkan upaya maksimal untuk memperoleh pendapatan, mempertahankan arus kas, dan efisiensi di segala bidang dengan cara memperkuat platform daring serta mengalihkan produksi masker non medis sesuai dengan kebutuhan masyarakat saat ini.