Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mampu Rebound ke Zona Hijau, IHSG Masih Dalam Tekanan

Kendati sempat terperosok sebentar ke zona merah di pembukaan pasar, IHSG langsung kembali ke zona hijau. Per pukul 11.30 atau di akhir sesi I, indeks terpantau menguat 0,12 persen dan berada di level 4722,12.
Karyawan beraktivitas di depan layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (28/5/2020). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawan beraktivitas di depan layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (28/5/2020). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Indeks harga saham gabungan (IHSG) masih bertahan di zona hijau hingga akhir perdagangan sesi I, Jumat (29/5/2020)

Kendati sempat terperosok sebentar ke zona merah di pembukaan pasar, IHSG langsung kembali ke zona hijau. Per pukul 11.30 atau di akhir sesi I, indeks terpantau menguat 0,12 persen dan berada di level 4722,12.

Sebanyak 6 dari 10 sektor terpantau menghijau, dipimpin oleh sektor aneka industri dengan penguatan 2 persen. Diikuti oleh sektor agrikultur yang naik 0,66 persen dan sektor industri dasar yang menguat 0,56 persen.

Sebaliknya, sektor properti dan infrastruktur menjadi pemberat laju indeks pada sesi I perdagangan hari ini, dengan kinerja masing-masing terkoreksi 1,16 persen dan 1,09 persen.

Adapun dari seluruh saham yang diperdagangkan, hanya 161 saham yang menghijau, sedangkan 207 lainnya memerah dan 158 sisanya tak beranjak dari posisi pembukaan.

Total transaksi yang tercatat sepanjang sesi I mencapai Rp5,04 triliun, dengan dihiasi aksi beli bersih asing yang mencapai Rp395,72 miliar di seluruh pasar.

Saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) menjadi yang paling banyak diborong investor asing, mencapai Rp617,99 miliar. Performa harga BBRI juga terpantau moncer hari ini dengan penguatan 4,76 persen dibandingkan kemarin.

Selain itu, beberapa saham lain yang banyak dibeli asing pada sesi I ini antara lain PT Astra International Tbk. alias ASII (Rp59,93 miliar), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. atau BMRI (Rp49,02 miliar), dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk. atau INDF (Rp18,13 miliar).

Ketiga saham big caps tersebut juga membukukan kinerja positif dengan penguatan masing-masing sebesar 2,64 persen (ASII), 1,40 persen (BMRI), dan 2,20 persen (INDF).

Di sisi lain, sejumlah saham berkapitalisasi jumbo lainnya malah banyak dilego asing seperti PT Telekomunikasi Indonesia Tbl. (TLKM), PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dan PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk. (TKIM).

Analis Artha Sekuritas Dennies Christopher mengatakan transaksi bursa sepanjang sesi pertama perdagangan akhir pekan ini tertekan oleh aksi profit taking para investor, terlihat dari sejumlah saham big caps yang banyak dijual asing.

“Sementara net buy asing mungkin masih mengakumulasi saham-saham yang dinilai murah,” ujar Dennies, Jumat (29/5/2020)

Di sisi lain, dia menyebut perkembangan di Amerika Serikat tak semulus perkiraan, yang mana angka pengangguran di Negeri Paman Sam tersebut masih terus bertambah. Pun, bursa AS juga ditutup melemah pada perdagangan kemarin.

Menurutnya, penurunan tersebut didorong oleh kekhawatiran investor terhadap tensi antara US & China yang makin nyata setelah China menerapkan aturan tentang keamanan yang memberikan kuasa atas China untuk menangkap tokoh yang mengancam China daratan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper