Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat melonjak ke level tertinggi sejak 5 Maret pada perdagangan Selasa (26/5/2020) karena investor berspekulasi bahwa dampak terburuk pandemi virus corona (Covid-19) terhadap ekonomi global telah berlalu.
Spekulasi ini dipicu oleh langkah sejumlah negara yang bergerak melonggarkan pembatasan dan memulai kembali aktivitas perekonomian.
Berdasarkan data Bloomberg, indeks Dow Jones Industrial Average terpantau menguat 2,44 persen atau 596,81 poin ke level 25.061,97 setelah liburan akhir pekan selama tiga hari.
Sementara itu, indeks Nasdaq menguat 1,71 persen atau 159,25 poin ke level 9.483,84 di awal perdagangan, sedangkan indeks Standard & Poor’s 500 melonjak 2,18 persen atau 64,51 poin ke level 3.019,96.
Saham Merck & Co. melonjak setelah mengumumkan rencana pengembangan pada pengobatan dan vaksin virus corona. Indeks Stoxx Europe 600 menguat, dengan saham sektor wisata dan perjalanan melonjak pada laporan bahwa Berlin berencana untuk mengangkat pembatasan perjalanan untuk 31 negara Eropa.
Selain itu, Inggris juga mengumumkan langkah-langkah menuju kembali ke aktivitas seperti semula.
Baca Juga
Investor keluar dari liburan akhir pekan dalam suasana risk-on, meskipun ketegangan antara AS dan China terus memanas. Beijing mengecam Washington karena menambahkan 33 perusahaan asal China ke daftar hitam perdagangan, tetapi tidak mengumumkan langkah pembalasan.
Sementara itu, China berusaha meyakinkan Hong Kong bahwa peradilannya akan tetap independen di bawah undang-undang keamanan nasional yang baru.
Di sisi lain, tanda bahwa tingkat infeksi virus corona mulai mereda memberikan sentimen positif terhadap pasar. Pemerintah Jepang mengakhiri keadaan darurat nasionalnya pada Senin, sementara Jerman mencatat penurunan jumlah kasus virus baru.
Tanda-tanda bahwa lebih banyak stimulus di negara-negara zona euro juga membantu mendukung minat terhadap aset berisiko.
"Narasi untuk pasar agak bergeser, dengan harapan terkait dengan dilonggarkannya pembatasan dan lockdown di banyak negara dan harapan tinggi atas pengembangan vaksin, yang diseimbangkan dengan meningkatnya ketegangan AS-China," kata kepala ekonom dan analis global di ADM Investor Services, Marc Ostwald, seperti dikutip Bloomberg.